Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Perlunya Emergency Fund untuk Hadapi Krisis di Tengah Pandemi Covid-19

29 Maret 2020   18:14 Diperbarui: 30 Maret 2020   03:33 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda memang tidak pernah mengharapkan datangnya Covid-19 ini dengan begitu cepat. Apalagi belum sempat untuk dana emergency, tiba-tiba Covid-19 sudah mendarat di Indonesia.

Pertaruhannya adalah ekonomi berjalan stagnan begitu Covid-19 sudah menyebar hampir di pelbagai kota di Indonesia. Katakanlah Bandung, Surabaya, Tegal telah mengkarantina kotanya sendiri, walaupun itu keputusan dari kepala daerah masing-masing.

Ini baru secara nasional saja, jika melihat skala internasional atau global, pandemic Covid-19 ini adalah krisis yang tersulit bagi kemanusiaan yang pernah dialami oleh semua negara.

Kemanusian jadi tempat yang tragis, usaha-usaha kemanusiaan untuk memerangi benar-benar terjadi dan akibatnya adalah ekonomi disrupsi secara global maupun saham pun turun ke titik nadirnya.

Inilah yang pertama kali terjadi di abad ini. Kita tidak tahu apa jalan yang sulit ini masih dapat dilewati begitu saja atau kita harus duduk bersama-sama untuk menentukannya.

Bagi para pengusaha, semua terpukul karena hampir semua kegiatan penjualan dan pemasukan dana cash flow berhenti total, yang ada justru semakin banyaknya pengeluaran dana untuk pembayaran gaji karyawan, bayar sewa gedung, dan pengeluaran rutin lainnya.

Bagi UMKM, pengusaha restoran, pengusaha toko offline, pengusaha home industri, semua harus tutup karena para pelanggan diharuskan melakukan kegiatan dari rumah. Hampir tidak ada pengunjung datang. Satu-satunya yang masih dapat bernafas ialah pedagang online, itu pun omzet mereka tidak besar karena kebutuhan pelanggan terdistraksi akibat cash flow yang terbilang ketat. Hanya uang untuk konsumsi dan kesehatan yang dibutuhkan saat ini.

Bagi individu atau perorangan, ada beberapa kategori yang masih bisa bernafas cash flow apabila mereka bekerja sebagai PNS, karyawan/karyawati, bank BUMN atau asing/local, mereka masih diberikan gaji bulanan (meskipun ada beberapa yang sudah dipotong puluhan persen karena perusahaan merasa tidak kuat untuk menggaji tetap karyawan.

Bagi mereka yang tidak punya pekerjaan formal tetapi bekerja informal sebagai UKM kecil (seperti tukang bakso, tukang bakmi, tukang sayur, gojek online, semuanya berkurang pendapatannya karena mereka mendapatkan pendapatan dari hari ke hari. Apalagi jika mereka harus mencicil motor, mobil yang bukan miliknya sendiri.

Lalu apakah solusi keuangan di tengah kondisi krisis Covid-19?
Jangan sampai ada yang protes, "kami tidak takut covid-19 tetapi kami lebih takut jika keluarga kami kelaparan".

Saya tak menyinggung soal bantuan yang akan diberikan Pemerintah kepada mereka yang terkena dampak Covid-19. Saya akan lebih membahas tentang solusi keuangan bagi kita semua yang terkena dampak krisis ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun