Ekonomi global maupun Indonesia di awal tahun 2020, tidak seperti yang diharapkan. Target atau proyeksi pertumbuhan 2020 mencapai 5,1% dibandingkan tahun 2019 kwartal IV yang hanya mencapai 5% ternyata meleset dari yang diharapkan.
Ternyata di awal tahun 2020 ada peristiwa global yang menggoncangkan ekonomi seluruh negara terutama di Asean ,termasuk Indonesia yaitu adanya Virus Corona .
Wuhan sebagai kota lahirnya pemaparan Virus Corona, membuat kota itu tertutup dan terisolasi bahkan China harus menutup beberapa manufaktur dan industry karena semua karyawan harus libur dan hampir semua kegiatan terhenti. Â
Tak adanya kegiatan ekonomi, China telah mengalami anjolk atau penurunan pertumbuhan 3,5% . Pertumbuhan China menurun 1% juga berimbas penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,6%.
Indonesia yang import dan perdagangnya tergantung hampir 60% dari China, kena imbasnya, semua bahan baku dari China tidak bisa dikirimkan. Bahan baku yang diperlukan dalam produksi industri sangat terpukul karena sisa bahan baku hanya tinggal sedikit, terancam untuk bisa tetap produksi.
Bukan hanya secara global, imbas dari restrukturasasi di beberapa perusahaan BUMN seperti Indosat, PT.Krakatau Steel yang sudah merencanakan untuk PHK besar-besaran demi keberlangsungkan perusahaan. Â
Demikian juga perusahaan start up yang dianggap sebagai musim gugur seperti Oyo hingga Netflix, ratusan karyawan pun terancam untuk PHK.
Lalu, jika fenomena PHK di Indonesia itu sedemikian besarnya, apakah para milenial cukup hanya berdiam diri , pasrah dengan keadaan saja. Padahal para milenial ini masih belia usianya, semangat kerja yang produktif masih sangat besar.
Menambah Ilmu Pengetahuan
Angkat tangan bagi para milenial yang telah punya straegi. SL (nama samaran) berusia 27 tahun, sudah bekerja hampir 2 tahun sebagai analyst media sosial di suatu perusahaan IT. Â Â