Pertandingan sepak bola memang sangat menakjubkan bagi sebagian orang yang memang mengemari permainan sepak bola. Apalagi jika permainan sepak bola ini berskala internasional dengan pemain-pemain sepakbola yang sudah sangat hebat sejagat dan terkenal seperti, Christiano Ronald, Lionel Messi, Sergio Aguero, Zlatan Ibrahimovic.
Rasanya tidak pengin meninggalkan kesempatan pertandingan. Biarpun waktu pertandingan antara Indonesia dengan negara tempat bertanding berbeda, tetap saja, penggemarnya tidak mau ketinggalan untuk menantikan pertandingan itu.
Saat pertandingan yang seru itu penggemar sepak bola itu duduk memperhatikan jalannya pertandingan dengan sangat saksama. Walaupun fisiknya duduk, tetapi hatinya sangat berdegup kencang dan level stress berdegup kencang sekali ketika menonton tim yang disukainya. Bahkan, para periset kesehatan pun menganggap  jika level stress yang tinggi, maka penggemar itu menempatkan dirinya dalam resiko serangan jantung.
Dalam "The Oxford Study" yang melakukan riset tentang air liur dari penggemar sepak bola Brazil, saat terjadi pertandingan Brazil melawan German pada World Cup 2014 dan akhirnya mengalami kekalahan dari German. Ditemukan bahwa level dari hormone kortisol melambung tinggi saat angka menunjukkan 7-1 angka kekalahan di semi final.
Kenaikan level kortisol ini menunjukkan sangat membahayakan, tekanan darah pun ikut meningkat bahkan ketegangan pada jantung.
Apakah ada perbedaan antara penggemar perempuan dan lelaki?Â
Menurut periset tidak ditemukan perbedaan tingkat stres antara perempuan dan lelaki selama pertandingan, walaupun ada dugaan bahwa lelaki lebih cenderung terikat (bonding) terhadap tim sepak bolanya.
 Menghindari Malapetaka
"Para penggemar yang bergabung dalam satu tim sepak bola memiliki keinginan dan pemikiran maupun perasaan yang menyatu dengan timnya, pengalaman  dalam merespon stress psikis yang sangat besar saat pertandingan, menurut Dr. Martha Newson, peneliti pada Centre for the Study of Social Cohesion, Oxford.
Berbeda dengan penggemar biasa yang mengalami stress tetapi tidak begitu ekstrim sekali. Selanjutnya, apabila tingkat dari kortisol itu berlangsung lama, maka dampak sebagai berikut:
- Penyempitan pembuluh darah
- Peningkatan tekanan darah
- Kerusakan jantung yang sudah lemah
Bagi mereka yang mengalami peningkatan kortisol membuat mereka merasa tidak nyaman atau merasa bahaya penyakit jantung, hidupnya penuh dengan risiko akan serangan jantung.