Berita hangat dan terkini,  ditemukannya  delapan anak-anak dan remaja yang kecanduan gawai dan permainan game tengah diperiksa di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo Semarang. Kedelapan anak itu sedang menjalani terapi baik secara klinis maupun dirawat oleh psikolog dan psiakiater. Mereka itu sudah memperlihatkan gejala-gejala fisik yang tidak normal seperti tidak mau makan, berdiam diri dalam kamar , tidak mau sekolah dan sibuk terus dengan gawainya.
Sebagai orangtua dimana dunia digital sudah diperkenalkan sejak kecil, seberapa siapkah Anda untuk menghadapi apabila anak jadi kecanduan, anak menderita hal-hal yang negatif. Bukan hanya soal seberapa pengetahuan Anda tentang dunia digital tetapi bagaimana dunia digital itu mempengaruhi kehidupan anak. Pengaruh dunia digital kepada anak dan  dampak positif juga dampak negatif. Â
Ketika Google melihat hasil dari survei analyticalnya ternyata  hampir seluruh orangtua di Indonesia tak peduli dengan apa yang diakses anak-anak mereka di dunia internet.  Ini terbukti bahwa hanya segelintir orangtua di Tanah Air menggunakan fitur perlindungan untuk berbagai produk Google.
Pertanyaan yang menggelitik dari  sebagian orangtua, ini zamannya digital, anak harus diperkenalkan sedini mungkin, nanti akan ketinggalan zaman.
Anggapan bahwa orangtua harus memberikan gadget sedini mungkin dibantah oleh beberapa orangtua yang sudah berkecimpung dalam dunia digital bahkan jadi founder seperti Marck Zucker dan  Bill Gate.  Bill Gate hanya memberikan izin anaknya untuk memiliki gadget pada usia 7 tahun, itu pun dengan fitur-fitur yang diperbolehkan.
Lalu mengapa penting sekali membatasi anak atau buah hati dari keterikatan pada dunia maya?
Ayah bunda harus mengetahui bahwa penggunaan gawai untuk berselancar di dunia maya secara berlebihan dapat berisiko kepada:
1.Gangguan Fisik: Â Gangguan mata; Gangguan tidur; Gangguan konsetrasi; Gangguan pencernaan
2. Gangguan Perkembangan Bahasa dan Sosial
Resiko:
-tertundanya perkembangan bicara dan bahasa pada anak