Mengubah suatu kebiasaan itu bukan hal yang mudah. Kebiasaan apa pun yang dilakukan oleh manusia misalnya kebiasaan merokok, kebiasaan naik mobil, kebiasaan tidak mengembalikan barang di tempat awal.
Dari kebiasaan yang kecil sampai kebiasaan besar, memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Kebiasaan itu memang menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi yang melakukakannya. Hal yang menyenangkan jika direnggut dari diri sendiri akan membuat stres, sulit, bahkan mempertahankannya.
Padahal kebiasaan yang dilakukan enggak semuanya berdampak baik, ada yang berdampak tidak baik bagi diri kita. Misalnya kebiasaan merokok, bagi perokok itu sendiri mengetahui dan membaca apa dampak buruk bagi kesehatannya apabila dia tetap merokok.
Namun, dia menganggap ada kenikmatan dalam merokok yang tak bisa digantikan oleh apa pun. Ketika dia berusaha untuk menghentikan, dia seringkali terjatuh beberapa kali untuk kembali kepada kebiasaan lama. Perlu motivasi dan dorongan yang kuat dalam dirinya untuk bisa mengubah kebiasaan itu.
Demikian juga dengan kebiasaan menggunakan mobil pribadi ke mana saja. Buat warga yang sudah terbiasa ke mana-mana dengan mobil pribadi, dianggapnya lebih efisien dan mudah apabila naik mobil sendiri.
Belum lagi pengguna mobil pribadi segan sekali naik transportasi umum dengan berbagai alasan yang dianggapnya tepat untuk dirinya. Dia menganggap bahwa transportasi umum seperti MRT, bus trans, kereta commuter line, belum nyaman dan memadai.
Berdesak-desakan di dalam bus, kereta jadwalnya tidak tepat waktu, belum lagi tidak ada integrasi antar MRT dengan transportasi lainnya kecuali dengan gojek. Â
"Sudah punya mobil pribadi, sudah bayar pajak, kenapa kok diparkir di dalam rumah?" jelas seorang pekerja perempuan usia muda.
"Repot, harus ganti-ganti transportasi umum karena harus menunggu transportasi berikut!" jelas seorang lelaki pekerja muda.
"Enakan, naik mobil dong, gengsi jika ditanya tadi dari rumah naik apa oleh calon pacar!" kata seorang pemuda.
"Keamanan naik transportasi umum tidak terjamin karena ada pencopet dan supirnya suka mengebut," jelas seorang pekerja perempuan.