Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nyeri Lutut Itu Bukan Penyakit, Perlambatlah agar Produktivitas Terjaga

28 Agustus 2019   19:51 Diperbarui: 28 Agustus 2019   20:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Osteoporosis Sumber: Dr. Fuhruman

Bertahun-tahun yang lalu, ketika menjumpai perempuan-perempuan yang menggunakan tongkat dan berjalan dengan sangat perlahan,  saya suka berpikir "aneh perempuan yang usianya masih kelihatan  belum tua, tapi sudah bertongkat, jalannya tak lagi sigap".

Rasanya saya merasa heran melihat para perempuan itu tak mampu berajalan tegap lagi , bahkan jalannya seperti kesakitan.

Nach, ternyata baru beberapa minggu lalu, lutut saya mulai terasa nyeri.   Saya pikir saya oleskan saja "Dencorbu",   gel yang sangat panas yang menghangatkan otot sehingga membuat lebih nyaman.  Ternyata tidak reda juga, sehari kemudian, mulai terasa lagi nyeri itu kambuh lagi.

Langsung ingatan saya terbayang kepada perempuan yang jalannya tak bisa tegap lagi.   Pikiran negatif timbul, "Apakah sebentar lagi saya akan menjadi seperti itu?"  Masih dalam kegalauan, saya tak nyaman jika harus tertatih-tatih berjalan di usia yang masih dianggap masih produktif .

Untuk menepisnya, saya pun bersiap untuk ke dokter rehabilitasi medik.  Dalam perjalanan, pikiran pun melayang kemungkinan sakit apa ini, ada dua yang saya duga, arthritis  atau osteoporosis.

Saat menunggu di dokter rehabilitas medik,  begitu banyak ibu-ibu yang berjalan sudah menggunakan tongkat, tertatih-tatih, bahkan yang harus dituntun oleh orang lain.   Pandangan ini sungguh menyeramkan bagi saya.  Dalam hati saya tak mau begitu. 

Ketika sampai di antrian saya, saya masuk ke ruang dokter. Saya menceritakan nyeri yang timbul. Lalu dokter minta saya berbaring, kaki saya diminta "ditekuk dan ditarik-tarik".

Sementara dokter masih menulis diagnosanya di medical record, saya tak sabar bertanya kepada dokter: "Apakah penyakitnya dokter, Arthritis atau osteoporosis?

Dokter belum juga mengatakan, tapi masih menjelaskan,  "arthritis itu adalah rematik di sendi-sendi ada beberapa jenis seperti osteoarthirits dan rehumatoid arthritis.    Nach,  diagnosa saya, ibu itu kena osteoporosis.   Osteoporosis itu adalah kondisi kepadatan tulang yang menurun, membuat tulang jadi keropos dan rentan retak".

Lalu dokter pun memberikan lembar-lembar kertas:

Kertas pertama adalah untuk X-ray dari lutut saya , kertas kedua untuk periksa BMD (BMD  adalah Bone Densitometry ) merupakan pemeriksaan kepadatan tulang,   kertas ketiga untuk fisioterapi , kertas keempat untuk resep obat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun