Suatu kebanggaan bagi Jogyakarta telah memiliki  bandara yang bertaraf internasional  yang megah dan memadai .  Nama bandara baru ini adalah Bandara Udara International Yogyakarta atau disebut dengan YIA.Â
Dibandingkan dengan bandara sebelumnya Adisutjipto,  memang dari segi luas dan fasilitasnya, sudah tidak memadai lagi karena padatnya pesawat yang datang dan pergi, penumpangnya yang jumlahnya mencapai  7,8 juta penumpang per tahun membuat bandara sudah tidak layak untuk digunakan lagi.
Pembangunan YIA  tidak semudah yang diperkirakan orang.  Penggusuran lahan dari pemilik tanah dan rumah di daerah Kulon Progo tempat dibangunnya bandara YIA itu cukup alot sekali.  Pertentangan antara pemilik lahan dengan pelaksana pembangunan Bandara YIA cukup memakan waktu  lama, negosiasi untuk dapat melepaskan lahannya. Bahkan demo-demo pun terus berlangsung.
Berdiri di atas lahan seluas 600 hektar dan memakan biaya sekitar Rp.6 triluan , bandara ini memiliki terminal seluas 12.900 meter persegi dengan kapasitas 10 juta penumpang per tahun. Â Hanggar seluas 371.125 meter persegi yang dapat menampung hingga 28 unit pesawat. Â Panjang runway 3.250 meter x 45 meter.
Kemegahan Bandara Jogyakarta ini sudah diuji coba secara perdana dengan datangnya Citilink QG 132 dari Jakarta melalui Halim Perdanakusuma pada hari Senin tanggal 6 Mei 2019 yang lalu.
Di dalam pesawat komersial Citilink QG 132 , Ibu Menteri Rini  Soemarnodan jajarannya didampingi Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi dan Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto merasakan mulusnya pendaratan di runway YIA .
Sambutan hangat oleh beerapa pejabat seperti Ibu Polana P Pramesti, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan . Dinyatakan bahwa dengan mendaratnya Citilink yang menggunakan pesawat jenis Airbus ini maka layanan operasional penerbangan YIA sudah siap dilakukan. Â Beliau juga mengapresiasi Angkasa Pura 1 sebagai pengelola YIA yang telah bekerja secara maksimal untuk pengoperasian "proving flight".
Penumpang yang datang dari Jakarta itu merasakan perbedaan landing yang sangat nyaman dan tidak ada goncangan di runway yang mulus dan panjang tidak berbelok-belok.
Begitu pula komentar dari Kapten Agus Setiono, Pilot Airbus A320 yang melakukan pendaratan pesawat komersial pertama di YIA, menyatakan bahwa kondisi landasan bagus, permukaan standar internasional , landasannya lebih panjang . Â Hanya sedikit komentar terhadap cuaca , angin dari arat laut selatan terasa, tetapi tidak besar dan tidak ada masalah, komentarnya.
Sebelumnya hari Sabtu tanggal 4 Mei 2019,  Jusuf Kala, Wakil Presiden juga telah mencoba pendaratan dari  Halim Perdanakusuma ke JIA  dengan pesawat kepresidenan.  Kesan dan pesan dari Pak Jusuf Kala adalah pendaratan pesawat sangat mulus karena landasan pacunya bagus.  Jusuf Kala berharap dengan adanya bandara internasional ini dapat memajukan DIY dan Jawa Tengah dan sekitarnya.