Ketika tanda-tanda usia penuaan sudah terlihat, seperti adanya garis halus yang sering disebut dengan kerutan, maka hal ini sangat menakutkan bagi kaum perempuan. Â Mereka menganggap bahwa kerutan baik itu di sekitar mata, pipi atau bibir akan membuat kecantikannya memudar.Â
Dalam benak setiap perempuan, kecantikan itu identik dengan kulit yang sangat halus tanpa kerutan dan terlihat sangat "kinclong". Â Â Banyak diantara perempuan yang tak mampu menerima kenyataan bahwa kulit mereka tak seperti dulu lagi. Â Mereka selalu berpikir bahwa kecantikan atau citra perempuan terlihat bersinar apabila kulitnya bersih tanpa kerutan dan putih.
Namun,  dengan berjalannya usia, tentu semua organ tubuh pun akan berubah fungsi dan penampilannya.   Termasuk dengan adanya perubahan kulit  wajah yang jadi citra tubuh yang dianggun-anggunkan oleh semua perempuan.
Lalu, banyak perempuan  mencari jalan keluar untuk bisa menghilangkan, memulihkan kerutan itu menjadi seperti semula, atau paling sedikit mengurangi kerutan agar  kulit bisa mulus tanpa kerutan.
 Berbondong-bondonglah perempuan mencari perbagai cara dengan pergi ke dokter kulit bagaimana caranya agar kulit tetap kencang tanpa kerutan.  Bahkan, ada yang lebih nekat dengan menggunakan "anti aging" dengan cara googling sendiri dan memborongnya . Permintaan perempuan setengah baya yang tetap menginginkan agar kulitnya tetap mulus itu, ditangkap peluangnya oleh industri melalui ahli-ahli kecantikan. Â
Industri yang bergerak dalam bidang kecantikan mengendus bahwa perempuan sangat butuh "anti aging cream". Â Mereka mengkampanyekan produk yang mereka jual yaitu anti aging itu mampu membuat kulit kembali "kinclong".
Bahkan industri kencantikan berani membayar beberapa bintang film terkenal seperti Penyanyi Rihanne , Â Celine melalui brand Allure, Â Joni Mitchell melalui Saint Laurent untuk memperkenalkan anti aging yang dianggap mampu mengembalikan kecantikan perempuan.
Ditengah gencarnya para industri kecantikan untuk memperkenalkan "anti aging" yang selalu diburu oleh kaum perempuan, ada segelintir perempuan yang menyadari otentikasi kecantikan yang sebenarnya.
Beberapa perempuan itu sadar bahwa mereka tidak ingin terperangkat oleh komersialisasi yang ditunjang oleh industri kecantikan yang menyedot uang untuk membeli produk mereka.
Perempuan itu sadar kecantikan sebenarnya bukan dari fisik yang telah memudar tetapi kecantikan lahiriah . Â Kecantikan yang terbagi dalam tiga fase, Â kecantikan remaja, kecantikan dewasa muda , dan kecantikan masa tua.
Ketika kecantikan masa tua telah tiba, perempuan-perempuan itu mampu mengubah citranya bukan kecantikan lahirian dan muka saja yang dipentingkan, tetapi bergama kancah kegiatan yang membuat mereka bisa menghargai kecantikan sebenarnya.