Di balik gemerlap dan modernisasi Jepang yang begitu hebat sekali, ada cerita yang sangat mengenaskan bagi saya. Saya melihat video yang berjudul "Dying Alone: Kodokushi, Japan's epidemic of isolation through the eyes of a lonely death's cleaner".
Kisah ini dimulai ketika Masatomi Yokoo, seorang lelaki setengah baya yang tugasnya adalah membersihkan semua barang-barang dan kamar kecil dari orang yang meninggal sendirian di Jepang.
Dia bekerja selama hampir 10 tahun di perusahaan yang menyediakan jasa untuk pembersihan tempat dan barang-barang dari orang yang meninggal tanpa diketahui oleh siapapun.
Pekerjaannya itu sangat menggugah nuraninya karena meningkatnya jumlah orang yang meninggal dalam sehari ada 3 orang meninggal tanpa diketahui oleh siapa pun karena dia meninggal sendirian.
Hanya setelah bau busuk dari mayat itu tercium oleh tetangganya, barulah tetangga itu menelpon perusahaan pembersihan dan mereka akan membersihkan tempat kediaman orang yang meninggal itu.
Setiap kali memasuki tempat orang yang meninggal itu, hatinya selalu berdetak, orang meninggal itu dalam kondisi tidur atau dalam kondisi jatuh terlentang.
Semua barang-barang sisa makanan masih dalam kondisi tak tersentuh oleh siapa pun artinya tidak ada sanak keluarga yang mendampinginya. Bahkan ada demikian banyak serangga yang terlihat karena menggerogoti tubuh yang telah membusuk itu.
Lalu Masatomi akan menyortir barang-barang seperti buku, kulkas dan tempat tidurnya untuk dijual, dibuang dan didaur ulang. Hanya untuk beberapa barang seperti boneka-boneka yang jadi dipercaya adanya roh di sana, harus diperlakukan dengan baik yaitu disembahyangkan dulu sebelum dimusnahkan.
Semua barang termasuk barang yang sangat penuh memori itu seperti album foto pun harus dilenyapkan tanpa ada yang mengurus dari pihak keluarga. Suatu kehidupan yang cukup keras jika kita melihat kondisi rentan orang Jepang itu yang tidak diurus oleh siapa pun saat meninggalnya.