Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rayonisasi Pemakaman Buat Orang yang Meninggal

22 Januari 2019   18:53 Diperbarui: 1 Februari 2019   19:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh jadi ini pengalaman pertama saya sejak hidup di pinggiran Ibukota Jakarta.   Biasanya saya hanya melawat orang meningga l tanpa mengetahui urusan bagaimana cara mengurus jenazah sampai di liang lahat.

Kali ini karena tetangga yang sudah kami kenal baik itu seorang ibu yang hanya memiliki anak tunggal dan usianya baru sekitar 21 tahun.  Hidup dalam ekonomi yang sangat minim.  Sejak ibu Bambang (bukan nama sebenarnya ) menderita sakit kanker, dia memanggil kakaknya yang juga hidup sendirian untuk menolongnya dalam mondar mandir ke pengobatan.

Hampir tiap kali berobat, kakak dan anaknya yang bergiliran mengantar dan menunggu ibunya.  Ibunya berpesan kepada kakaknya jika dia meninggal minta dimakamkan di tanah Kusir dekat dengan suaminya.

Hampir 2 l/2 tahun penderitaan ibu Bambang dalam menjalankan pengobatan kanker, sampai kepada titik dimana beliau sudah tidak sanggup lagi mondar mandir ke rumah sakit .  Selain biaya, dia pernah dibawa dari satu rumah sakit ke rumah sakit , hampir tiga rumah sakit yang menolaknya. Alasannya selain minta uang deposit juga penyakitnya sudah sangat kronis.

Akhirnya, mereka menyerah untuk bisa masuk rumah sakti.  Lebih baik dirawat di rumah dengan menggunakan homecare. Dokter bisa dipanggil setiap kali ibu Bambang terlihat kritis dan minta pendampingan.

Senin malam , suami saya mendapat telpon dini hari yang menyatakan Ibu Bambang telah menghembuskan nafas terakhir.    Berhubung sudah malam, maka suami minta agar kami dapat membantu pengurusan jenazah pagi hari sekitar jam 8 pagi.   Bahkan suami saya menyarankan agar anaknya segera mengurus visum kematian ke tempat Puskesmas terdekat.

Pagi-pagi sekali anaknya sudah menghubungi dokter Puskesmas dan minta bantuannya untuk ke rumah untuk memeriksa dan memberikan visum kematian. Visum Kematian ini dikeluarkan oleh Puskesmas yang berdomisili di Tangerang Selatan . Setelah visum , jenazah pun telah dimandikan.

Ketika visum kematian sudah ditangan,  suami sempat menelpon kepada temannya yang biasa mengurus kremasi,  pemakaman.  

"Visum kematiannya tidak bisa dari Tangerang Selatan, harus dari Jakarta, jika mau dimakamkan di Tanah Kusir (Tanah Kusir masuk domisili wilayah Jakarta Selatan).

Wah bingung sekali bagaimana caranya ini?  

Dalam kebingunan itu hanya terpikir rumah sakit terdekat adalah RS Suyoto, di Jl. RC Veteran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun