Kaget luar biasa , hampir saya tidak percaya apa yang saya dengar dan lihat ketika saya membuka TV dengan channel Metro TV, menayangkan tentang kepergian selama-lamanya, seorang rekannya, sebagai seorang presenter sekaligus jurnalis, Rifai Pamone. Rifai, panggilan Rifai Pamone telah meninggalkan kita semua tadi pagi puku 5.50 di kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Serasa baru kemarin saya mendengar suara yang sangat mantap, lancar dan penuh kepercayaan diri ketika membawakan reportasenya. Reportasenya, peliputannya dalam berbagai bidang, baik itu ekonomi, bencana asap, bencana banjir, maupun nformasi lain dalam segala peristiwa. Mampu bekerja sama dengan semua rekan kerjanya dan terlihat sangat antusias dan bekerja secara profesional sekali.
Lahir pada tanggal12 November 1981 di usia 37 tahun, di Halmahera. Rifai meninggal setelah mengidap sakit tumor di kelenjar getah bening, beberapa bulan telah menjalani perawatan.
![rifai-pamone3-5c25fe8d677ffb645a7e1c23.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/28/rifai-pamone3-5c25fe8d677ffb645a7e1c23.png?t=o&v=770)
Kebaikannya itu menjadi bagian dari hidupnya. Motivasinya bekerja keras adalah untuk membiayai sekolah keponakan-keponakannya. Dia tak pernah memikirkan dirinya sendiri. Tetap semangat dan tersenyum walaupun tubuhnya sudah lemah.
![metro.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/28/rifai-pamone2-5c25fdfc6ddcae30685f9a24.png?t=o&v=770)
Dua orang jurnalis perempuan Metro TV mengadakan wawancara dengan video call secara langsung dengan Wali Kota Surabaya Ibu Tri Rismaharini untuk mendapatkan kesan Ibu Risma terhadap Rifai.
"Bagaimana Ibu mengenal sosok Rifai Pamone?" tanya jurnalis Metro TV
Saya mengenal baik Rifai Pamone karena dia sering bertemu dengan saya saat dia bekerja di Metro Surabaya. =Dia sering memberikan feedback daerah-daerah yang harus diperbaiki dan belum tersentuh perbaikan.
"Dia seorang yang sangat santun, tidak sombong terhadap siapa pun, baik itu satpam dan seluruh staff saya," ujar Ibu Risma.
"Apa yang Ibu kenang tentang seorang Rifai Pamone?" tanya jurnalis Metro TV.
"Saya menganggap Rifai sebagai anak saya sendiri. Bahkan saat sedang sibuk saat jelang puasa, Rifai Pamone ingin menginterview saya. Saya katakan nanti saja karena saya masih sibuk sekali. Dia tidak memaksa. Sampai dia pulang ke Jakarta. Lalu, dia menelpon saya, memberikan kesempatan sekali lagi apabila saya bisa diinterview. Saya sangat menghargai sikap profesionalisme. Ditolak tidak marah, bahkan sangat santun sekali", jawab ibu Risma dengan nada yang sangat sendu.
Di akhir percakapan Ibu Risma menitip doa untuk Rifai agar Rifai Pamone orang yang terbaik yang pernah dikenalnya itu, diterima di sisi-Nya.