Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Bisa Jadi Sumber Konflik Berat Antara Suami dan Istri

7 Agustus 2018   11:57 Diperbarui: 9 Agustus 2018   13:56 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: parenting.com

Anak memang suatu anugerah bagi setiap keluarga. Dambaan bagi suami-istri untuk melanjutkan cintah kasih mereka dalam mahligai pernikahan. Ketika anak itu masih bayi semua cinta kasih suami istri tertumpah kepada anak yang baru saja dilahirkan. 

Tangki cinta kepada anak yang sangat penuh itu sepertinya tetap dilanjutkan saat anak mulai menginjak besar. Sayangnya, paradigma orangtua untuk memberikan cinta kepada anak itu dengan cara memberikan apa yang diminta oleh sang anak.

Ayah atau ibu yang benar-benar cinta kepada anak lupa jika anak bukan hanya butuh cinta saja tapi juga butuh pengasuhan. Pengasuhan itu dengan cara mendidiknya mana yang benar dan mana yang salah.

Ketika sang ibu mencoba untuk mendidiknya dengan tegas, disiplin, tidak boleh makan sembarangan, tiba-tiba sang anak datang marah kepada ibunya. Dia protes kepada ibunya kenapa tak boleh makan gorengan, ayah tak pernah melarangnya.

Dijelaskan kepada anak apa alasan ibu melarangnya. Sayangnya, anak tak mau memahami alasan ibu. Seolah-olah anak ingin berpihak kepada ayah yang membolehkan keinginannya. Dia tahu kepada siapa yang lemah yang selalu menuruti keingannya.

Lalu, apa yang terjadi. Setelah anak tidur, terjadi perang mulut antara ayah dan ibu. Ibu marah kepada ayah karena ayah selalu memperbolehkan memakan apa saja. Sementara ayah punya argumentasi bahwa kenapa soal makan saja anak harus diatur dan dilarang makan. Selama makanan itu sehat khan boleh.

Masalah berikutnya, anak ingin sekali memiliki gadget. Ibu tak setuju karena mengetahui usianya belum cukup untuk mengerti bahaya dan kecanduan game yang memang diinginkan anaknya. Tapi ayah membelikannya dengan alasan anak sekarang harus kenal teknologi nanti jadi anak kuper.

Apa yang terjadi? Setelah anak punya gadget, anak benar-benar kecanduan main game. Ayah tak bisa memonitor anaknya karena bekerja sampai larut malam.

Ibu setiap kali melihat anaknya main game, langsung memarahinya. Begitu ayah pulang, anak mengadu kepada ayahnya bahwa gadgetnya diambil oleh ibu karena ibu pengin bermain game. Pengaduan yang membuat pertengkaran antara ayah dan ibu karena duanya punya alasan yang kuat dan masing-masing membenarkan diri.

Masalah-masalah anak yang memicu pertengkaran orangtua itu timbul karena tidak adanya kesepakatan antara ibu dan anak dalam mendidik anak.

Mulai dari masalah kecil/sepele seperti makanan, tapi hal itu menjadi besar karena ayah atau ibu punya tradisi atau latar belakang yang berbeda, bahkan adanya luka hati baik dari ayah atau ibu dari hasil pola parenting orangtua masih dibawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun