Baru saja kita merayakan Hari Nasional Anak 2018. Ada baiknya jika di Hari Nasional Anak, tugas orangtua bukan hanya masalah mendidik anak, memberikan gizi anak yang baik, tetapi juga mengenal etika mengunggah foto dan vido anak di Media Sosial (Medsos).
Banyak foto anak yang bertebaran di Medsos, apalagi jika foto yang berhubungan dengan promosi dari sebuah produk. Seolah para ibu lupa apa makna dibalik upload atau unggah foto dan video anak di medsos.
Walaupun tak menang dalam lomba atau jadi "influencer" sekali pun, para ibu merasa bangga jika foto dan video anaknya sudah mendapat "like" banyak atau komen terbanyak.
Motivasi lainnya apabila ibu merasa bangga dengan kelucuan anak, kepintaran anak, atau kelulusan anak.
Mengunggah foto anak di media sosial sebagai ekspresi kebanggaan orangtua memang tidak salah dilakukan, tapi kita juga perlu ingat hal-hal ini sebelum menyebarkannya di jagad maya:
Privasi Anak
Pemasangan foto dan video di medsos itu seharusnya juga menghormati privacy anak. Selalu sebelum memposting foto dan video anak, sebaiknya orangtua tak ada salahnya minta izin kepada anak.
Apakah anak mengerti tentang izinnya? Mungkin dengan usia dini anak belum mengetahui makna izin yang diberikannya. Tetapi penghormatan orangtua kepada anak selaku pribadi sangat penting sekali dilakukan. Anak yang sudah diajak bicara adalah pribadi yang patut dihormati sekaligus permintaan izin jika ia setuju jika foto atau videonya boleh diunggah di media sosial.
Melindungi Data Pribadi Anak
Sebagai orangtua kita tentunya telah mengenal literacy tentang media sosial itu adalah platform terbuka yang dapat dibuka, dibaca oleh siapa pun baika yang mengenal atau tidak mengenal kita.
Keterbukaan media sosial itu harus disikapi secara hati-hati oleh orangtua saat memposting video maupun foto anak. Jika ingin memposting dan memberikan caption, tak perlu memberikan nama yang jelas, lokasi rumahnya, sekolahnya bahkan hal-hal yang sangat pribadi. Hal ini tentu untuk menghindari kejahatan maupun kriminalitas yang dapat terjadi karena adanya data pribadi yang sangat lengkap.
Waspadai pelaku kejahatan
Sebagaimana telah diuraikan di atas, jika data pribadi anak diberikan data lengkap, bahkan dengan peta dimana dia bersekolah. Seseorang yang berniat jahat akan menangkap data itu sebagai bahan untuk melakukan kejahatan.
Suatu kemungkinan yang tak pernah kita pikirkan, lebih baik kita hindari sebelumnya. Kejahatan siber dan di dunia maya ada di sekitar kita. Pengintai data sekarang ini sangat mengharapkan munculnya data yang lengkap.
Perundungan
Apa yang dipikirkan oleh orangtua tidak sama dengan apa yang dipikirkan oleh anak atau teman anak. Orangtua berpikir "Ach ini foto sangat lucu karena anak sedang tidur sambil menguap!".
Begitu diunggah dan dilihat oleh teman anak, teman anak akan menggoda, mem"bully dengan apa yang disebut "lucu" itu dengan tapi sesuatu yang memalukan oleh teman-temannya. Oleh karena disarankan agar orangtua memilih foto atau video yang tidak memancing munculnya peundungan pada anak. Demi anak, harus dipikirkan risiko apa jika teman-temannya melihat foto atau video yang diunggah itu.
Mengatur Pengaturan Publik
Sekarang ini setiap platform media sosial memiliki pengaturan sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan baik itu private atau publik. Jika hal itu menyangkut tentang keluarga atau anak-anak aturlah unggahan konten dengan hindari menggunakan pengaturan publik.
Lebih baik memilih dengan private karena kita sebagai orangtua hanya menyimpannya foto dan video itu khusus untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk kepentingan orang lain atau publik.
Di semua negara yang maju semua video maupun foto anak tidak diperbolehkan dikonsumsi untuk kepentingan publik. Orangtua akan dipersalahkan dan akan ditindak bersalah.
Risiko Unggah di Medsos
Kita perlu memahami apa artinya risiko dan konsekuensi segala sesuatu yang sudah diunggah secara publik dapat digunakan bebas oleh siapa saja.
Jadi kita tidak bisa menyalahkan siapa pun apabila di kemudian hari ternyata foto atau video itu menjadi viral dan digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Risiko selalu dari orang yang mengunggah karena jejak dunia maya itu selalu dapat ditelusuri sekali pun kita sudah hapus di tempat posting kita. Tapi jejaknya masih dapat diinvestigasi dan diambil oleh mereka yang mengerti dunia teknologi.
Akhirnya, menjadi orangtua bijak dalam posting video dan foto anak jadi suatu peringatan agar kita tidak menyesal di kemudian hari apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H