Transportasi KRL belum juga memadai saat ini karena penulis pernah mencoba untuk naik KRL di jam-jam kerja sekitar jam 7.00 dari stasiun Pondok Ranji menuju Palmerah. Â Saya sudah memilih gerbong yang paling belakang untuk memastikan bahwa semua penumpangnya adalah perempuan . Dugaan awal adalah jam kerja pasti penuh sesak. Â
Ternyata benar sekali. Ketika KRL pertama datang, saya tak mampu memaksakan diri untuk masuk karena sudah terlalu padat. Â Saat kereta kedua datang, saya mencoba memaksakan diri. Ternyata di dalam gerbong, cukup sengsara. Tidak mampu bergerak sama sekali. Hampir tak bisa bernafas . Akhirnya, saya terpaksa turun di stasiun kebayoran untuk mempercepat dapat menghirup udara.Â
ERP jadi Solusi:
Secara umum, tujuan dari ERP untuk mengurangi pengguna jalan yang tidak perlu jalan melalui jalan ini  dan mendorong penggunaan moda transportasi yang lebih efektif dan sehat dan ramah lingkungan.Â
Cara kerja ERP:
- Identifikasi kendaraan yang masuk ke kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan ERP.  Caranya, dengan pengenalan nomor kendaraan oleh kamera pengawas, melalui pemasangan alat khusus di dalam  kendaraan. Volumen kendaraan otomotas berkurang dan tidak bergantung pada ketersediaan petugas lapangan.
- Proses pendataan, verifikasi dan pembayaran biaya retribusi lalu lintas. Data dari setiap kendaraan akan direkam, diverifikasi dan akhirnya ditentukanb esaran retribusi lalu lintas dan ditagihkan kepada pemiik kendaraan. Data ini disimpan dalam basis data kendaraan dan akan dipungut saat  pemilik kendaraan membayarnya di bank.
- Melakukan perubahan biaya retribusi lalu lintas sesuai kondisi lalu lintas: Apabila ada kemacetan di daerah yang diberlakukan maka retribusi akan segera langsung diberlakukan. Tujuan efek jera kepada kendaraan pribadi yang lewat di kawasan tersebut.
Di beberapa negara maju seperti Singapore dan Stokholm pemberlakuan ERP dianggap berhasil karena di Stoholm dapat mengurangi kepadatan sebesar 15% dan polusi sebesar 12% Â , juga di singapore kendaraan berkurang 44% digantikan dengan carpools dan bus menjadi 62%
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H