Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Solusi Hindari Kesetrum dan Kebakaran

27 November 2017   15:22 Diperbarui: 29 November 2017   15:25 1915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebakaran rumah merenggut jiwa ,merugikan  dan meludeskan harga benda , apa yang kita miliki menjadi hilang atau hangus tak bersisa.    Tidak ada seorang pun yang pernah mengharapkan terjadinya kebakaran rumah.   Namun, justru banyaknya kebakaran yang terjadi di Indonesia ini disebabkan oleh faktor  listrik.

Survei membuktikan bahwa   listrik jadi faktor terbesar  penyebab kebakaran di Indonesia. Angka kebakaran penyebab listrik  adalah  73%  atau 836 kasus dari total 1139 kasus di tahun 2016.   Bukan suatu prestasi yang  baik dari segi penyebab kebakaran karena negara lain seperti Jepang, hanya menunjukkan 20%  (biasanya disebabkan oleh lupa mematikan kompor saat gempa bumi)  dan Vietnam sebesar 50% .

Penyebab kebakaran disebabkan oleh listrik itu seharusnya dapat dicegah karena setiap rumah atau penghuninya  harus menjamin keamanan instalasi listrik sebelum dia tinggal atau menghuni rumah itu.  Kenyamanan itu dapat dilakukan dengan mengaudit  instalasi rumah, apakah kabel  dan instalasi listrik sudah dipasang  dengan baik, apakah  daya beban  pemakaian daya listrik tidak melebih kapasitas yang dimiliki, apakah ada keamanan instalasi listrik sudah terpasang terutama yang membahayakan tubuh dan anak-anak  dan beban listrik.

Bahaya kebakaran itu bisa datang kapan saja, dimana saja, jika kita tidak menyadari betapa pentingnya keamanan untuk instalasi listrik itu.  Baru-baru ini terjadi kebakaran di mall terbesar dan teraman untuk instalasi listrik di Surabaya. Loh, mall terbesar kok  masih bisa terbakar?   Faktor hujan dan banjir menyebabkan menggenangnya air yang masuk .  Sifat air adalah mengandung garam, garam itu penyulut yang sangat ampuh untuk terjadinya  korsleting dan aliran arus listrik itu langsung menyengat tubuhnya karena tidak ada pengaman sama sekali.   Anak yang bermain dan memasukan tangannya di saklar tanpa pengaman, akan langsung kesetrum listrik.    Ironisnya ada seorang perempuan sedang mandi di kamar mandi  dimana dia tidak menyadari terjadi korsleting heater , saat  ada kontak  tubuh dengan listrik yang dia injak atau pegang maka akan berakibat atau berdampak pada tubuh,  jika senstivitasnya sangat tinggi maka  dia langsung meninggal dunia.

Arus listrik bocor ke tanah dan ada kontak antara  tubuh manusia dengan arus listrik  akan menimbulkan bermacam-macam dampak pada tubuh, tergantung seberapa kekuatan sensitivasnya  .  Tingkat penerimaan yang dapat diterima oleh tubuh untuk aliran listrik  atau disebut abnormal respiration  adalah 30mA.      Jika kurang dari 30mA misalnya 10mA hanya terjadi shock , kurang dari 0.5mA  akan terjadi sedikit shock, tapi jika melebihi hingga  mencapai 50mA, terjadi serangan jantung bahakan jika sampai 50mA -- 80mA akan dapat menimbulkan  berhentingnya jantung atau meninggal dunia.

Sebenarnya, siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kebakaran rumah?    Dalam Undang Undang No.30 tahun 2009 pasal 29  "Konsumen wajib  melaksanakan pengamanan terhadap bahaya akibat pemanfaatan tenaga listrik"

Nach, jika sudah ada UU yang menyatakan demikian, maka jika terjadi kebakaran disebabkan oleh listrik tanpa adanya pengamanan, kesalahan dan tanggung jawab atas kerugian akibat kebakaran akan dibebankan oleh pemilik rumah bukan lagi  kepada PLN .

Bentuk Bahaya  listrik:

Ada dua hal yang tentang bahaya listrik. Yang pertama adalah yang  bahaya terlihat  dan yang kedua adalah yang bahaya tidak terlihat.

Untuk bahaya yang terlihat :

  • Pemasangan instalasi kabel dan fitting tidak diklem di tembok.  Semuanya dibiarkan berantakan dan tidak ditata dengan rapi dan sesuai dengan prosedur keamanan. Tindakan ini  sangat membahayakan jika ada percikan api atau mudahnya terjadi "korsleting"
  • Instalasi tanpa klem, tanpa pipa yang rentan terhadap bahaya kebakaran.    Membiarkan kabel tanpa diklem itu sangat membayakan sekali. Salah satu contohnya adalah tikus . Tikus adalah binatang yang gigi depannya tumbuh terus menerus.  Hal ini karena fisiologi gigi-geligi tkus berbeda dengan manusia.Manusia mengalami pergantian gigi pada usia 6-7 tahun sementara tikus tidak ada pergantian gigi tapi tumbuh terus.  Agar pertumbuhan gigi depannya itu  terhenti, dia harus menggigit atau mengerat benda-benda termasuk salah satunya adalah kabel listrik.  Jika kabel listrik yang digigit oleh tikus,  kabel akan terkelupas, suatu saat ketika beban listrik yang sangat besar,   maka kabel yang telah mengelupas itu diairi oleh air kencing tikus, maka timbullah percikan api dan korsleting pun terjadi.  Jika tidak ada alat keamanan atau proteksi maka  kebakaran terjadilah.

Untuk bahaya yang tidak terlihat:

  • Instalasi  di atas plafon sebuah rumah, dipasang tanpa rol isolator, tanpa lasdop dan pemasangan tidak rapi.     Pernah melihat di atas platform terlihat  kabel-kabel bergelantungan dan dilapisi oleh  isolator yang biasanya berupa pipa.  Ini sangat membahayakan sekali.  Ketika   beban berlebih dan kortuliting  terjadi, sangat mudah terjadi kebakaran.
  • Untuk instalasi yang benar,   semua kabel itu harus dilapisi dengan pipa dan rol islolator dan antar sambungan dari pipa itu diberikan lasdop sehingga tidak terjadi gesekan. 

Faktor kebakaran yang disebabkan listrik ada 3 hal yaitu:

  • Beban yang sangat berlebihan
  • Korsleting
  • Bocor arus listrik ke tanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun