"Mata adalah Pelita Hidup. Â Namun, jika kebutaan tiba, Â hidup dalam kegelapan dunia, menghempaskan sendi-sendi kehidupan itu sendiri".
Seseorang penderita katarak menceritakan dengan sangat detail, dulu ketika dia masih memiliki mata yang sehat , dapat melihat dunia dengan indahnya. Â Apalagi dia seorang supir pribadi sangat membutuhkan kedua matanya untuk melihat dengan jelas kondisi lalu lintas . Sayangnya, Â ketika mata kirinya didiagnosa menderita katarak, mulailah penglihatan kirinya tidak sejelas seperti sebelumnya, kabur dan tidak jelas objek di depannya. Apabila sore menjelang, sulit baginya untuk menembus lalu lintas. Â Hal itu sangat membahayakan dirinya maupun orang lain. Â Â Hidupnya makin sulit karena katarak itu cepat atau lambat akan membuat mata kirinya jadi buta. Â Â
Dia memang memiliki BPJS tetapi dia masih belum yakin apakah dengan BPJS itu dapat ikut operasi katarak . Â Kesedihannya yang terdalam adalah makin mahalnya biaya untuk operasi katarak jika harus membayar dari kantong sendiri. Â Biaya besar jadi kendala besar, tetapi dia tak ingin menyerah karena hanya dengan operasi kataraklah , Â dia dapat meneruskan kehidupannya sebagai supir.
Beruntung dia mendapat informasi dari atasannya yang merupakan salah seorang dari anggota GKI Pondok Indah. Â Ada Baksos Katarak 2017. Â Informasi itu dia dapatkan sejak bulan September 2017.
Itulah sekelumit cerita salah seorang pasien yang mengantarnya menjadi salah seorang peserta pasien baksos Katarak 2017. Â Ia sesorang supir yang tidak mau disebut namanya. Harapannya yang sangat besar, operasi katarak ini dapat menyembuhkan matanya. Â Keberhasilan itu akan membuat semangat hidupnya karena dia harus bekerja secara normal, Â untuk menafkahi keluarganya sebagai supir.
Baksos  Katarak 2017 merupakan Bakti Sosial yang diadakan oleh GKI Pondok Indah ke 9 kalinya bekerja sama dengan PERDAMI (Persatuan Dokter Mata seluruh Indonesia) dan ke-6 kalinya bekerja sama dengan  RS. dr. Suyoto, Bintaro.  Â
Setelah 9 tahun berturut-turut melakukan pelayanan  Bakti Sosial Katarak , apakah ini merupakan kegiatan rutin dan lebih mudah untuk dilakukan?  Ternyata jawabannya bukan masalah sulit atau mudahnya melaksanakan operasi Katarak tetapi kepada tujuan dari Operasi Katarak itu sendiri.Â
Dr. Humala  Simandjuntak selaku ketua Bakti Sosial Katarak 2017  mengatakan :  " Tujuan dari baksos Katarak 2017 ini adalah mengurangi tingkat resiko kebutaan katarak di Indonesia, khususnya  di sekitar lingkungan GKI Pondok Indah.   Kami semua baik itu panitia, relawan, maupun staf Gereja Pondok Indah bekerja dengan sukacita  melayani sesama karena Tuhan telah terlebih dulu melayani kami".
"Diharapkan dengan Baksos Katarak 2017 ini kami dapat merangkul masyarakat penderita katarak ,  dapat  meraih penglihatan yang lebih jelas setelah operasi Katarak.  Biaya operasi katarak yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat untuk dapat mengakses kesehatan untuk operasi katarak, kecuali mereka yang memiliki BPJS Kesehatan", ujar Dr. Humala.
 Berdasarkan data enam tahun yang lalu dari WHO tentang Katarak di Sydney,  dikatakan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua penderita Katarak di dunia setelah Etiopia.   Dari sumber lain dikatakan bahwa angka penderita katarak nasional atau indonesia sebesar 2% dari jumlah penduduk. Angka kebutaan di Jawa Timur 4.4%, DKI 1,9% , Jawa Barat 2,3% , Sulawesi Selatan 2,6%. Â
Penyebab utama besarnya penderita katarak adalah proses degeneratif atau bertambahnya usia. Selain usia yang sudah senja penyakit katarak pun bisa disesabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah katarak traumatic yang disebabkan oleh riwayat trauma atau cidera pada mata, kemudian katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit atau gangguan metabolisme dan lain-lain. Selanjutnya katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi dan sinar UV yang langsung pada mata dalam waktu yang lama, katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid