Beberapa bulan yang lalu saya menerima email dari Kompasiana (sayang tak sengaja terhapus). Â Email yang sangat singkat bunyinya "Anda sekarang telah masuk dalam peringkat Verifikasi Biru", lakukan update dari data pribadi , ganti profil dan lain-lainnya".
Saya ulang baca itu dan baca lagi, hampir tidak mempercayai, apakah ini benar atau tidak? Â Kenapa mesti masuk ke peringkat verifikasi biru. Saya sudah puas dengan verifikasi hijau. Â Di otak dan pikiran yang saya percayai, Â saya tak membutuhkan pengakuan apakah saya penulis dengan verifikasi hijau atau biru. Â Bagi saya menjadi penulis di Kompasiana itu sudah suatu kebanggaan. Â Bangga apabila ada yang komentar atau membacanya. Â Dulu saya sangat tersiksa jika tulisan saya tidak ada yang membaca atau memberikan /meninggalkan komentar. Â Dalam hati yang terdalam, saya merasa tulisan ini tidak bagus kualitasnya, tidak memenuhi syarat, opini yang tidak ada manfaatnya bagi orang lain.
Namun, setelah berkali-kali saya mengikuti berbagai lomba penulisan dan tidak pernah menang, saya mulai bertemu dengan beberapa orang yang sangat mumpuni dalam menulis reportase, dan seorang penulis perempuan yang memberikan komentar bahwa tulisan saya "garing", tidak bermakna.  Di situlah, saya mulai sadar bahwa  tulisan itu harus bermakna dan "tell the story" kepada pembacanya sehingga ada manfaat bagi pembacanya.
Ternyata setelah saya membaca secara jelas apa kriteria dari verifikasi biru di Kompasiana, di situ sangat jelas dinyatakan bahwa  mereka yang sudah memenuhi syarat penulisan tertentu dan dinilai bahwa nilai-nilai tulisannya itu mempunyai atau memiliki nilai "brand" tertentu sehingga pembaca yang suka dengan tulisannya itu akan selalu mengingat nilai dari tulisan orang yang punya verifikasi biru.  Jadi bukan alasan karena tulisan yang selalu masuk dalam headline terus yang masuk verifikasi biru.  Terus terang tulisan saya tak pernah masuk ke headline, jumlahnya yang masuk ke headline masih sangat sedikit dibandingkan total seluruh tulisan.Â
Jelaslah, bahwa kriteria itu bukan karena kualitas tulisan yang mengantar tulisan saya masuk ke peringkat verifikasi biru tapi ada nilai tertentu yang jadi parameternya.
Yuk, teman-teman penulis Kompasiana, jangan kaget jika suatu hari tulisan Anda masuk ke peringkat biru, artinya  tulisan Anda sudah punya nilai tertentu untuk dicari oleh teman-teman pembaca.
Mudah-mudahan tulisan ini melegakan hati saya yang dulu sangat gundah karena merasa tidak percaya diri untuk dinaikkan peringkat verifikasi biru ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H