Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menggambar Masa Depan Indonesia

12 Juni 2017   18:25 Diperbarui: 12 Juni 2017   18:42 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

28 tahun yang akan datang Indonesia akan genap 100 tahun.  Lalu, bagaimana wajah masa depan Indonesia, cerah, suram .

Memprediksi  masa depan itu gampang dan sulit sekali.  Gampangnya , apabila kita melihat kondisi masa depan itu sama sebangun dengan masa sekarang, artinya tidak ada perubahan sama sekali.  Loh, kok bisa begitu kenapa tidak berubah?   Yach karena masalahnya yang fundamental itu begitu banyak sekali tidak terselesaikan dengan baik.   Padahal masalah dasar itu seharusnya sudah diselesaikan secara cepat jika ingin  "move on".    Bangkit dan terus membangun ketertinggalan dan tinggalkan masalah dasar itu.

Sayangnya, masalah dasar terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia itu  begitu kompleks dan itu menyangkut karakter bangsa .

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas 7-9 Juni 2017:  masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia ini adalah:

  • Keadilan Sosial    :  7.3%
  • Kohesi/Kerukunan Sosial :  6.7%
  • Suku, Agaa, Ras dan antar-golongan:   10%
  • Kemiskinan  :   12.9%
  • Penegakkan Hukum:  17.7%
  • Korupsi   :  42.8%

Menggarisbawahi masalah terbesar korupsi sebesar 42.8% itu sangat sulit sekali merubahnya.  Karakter, mental dan penegak hukum menjadi kendala utamanya.   Diperlukan usaha bersama semua stakeholder jika bangsa ini mau maju, membangun negara yang bersih dari korupsi, barulah masalah ini akan selesai.  Tetapi kelihatannya  kita senang sekali berkutat  di masalah ini.   Tidak ada perubahan karakter sosial yang menjadi sarana untuk menghilangkan korupsi. Seolah ini terus tumbuh sumbur di hampir setiap kalangan.

Masalah Modal terbesar  bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju menurut jajak pendapat dari Kompas adalahs ebagai berikut:

  • Bahasa persatuan   :   5%
  • Sifat baik masyarakat (giat bekerja,jujur,kemanusiaan):   7.1%
  • Kekayaan alam yang besar :   15.5%
  • Kebinekaan /keragaman (budaya, suku, agama):  16.3%
  • Jumlah penduduk yang besar:   4.4%
  • Pancasila  :   32.4%
  • Rasa Persatuan sebagai satu bangsa :  17.9%

Pancasila sebagai modal untuk jadi bangsa yang maju adalah Pancasila.  Untunglah,  beberapa hari yang lalu Presiden Jokowi sudah secepatnya mengambil tindakan yang cepat dengan terus menyadari kekurangan pengenalan generasi muda atau milineal tentang Milineal. Presiden juga telah menandatangani  Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2017 tentang Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila  (UKP-PIP). Tugas dari UKP-PIP adalah agar setiap masyarakat Indonesia memahami, mendalami dan menghayati dalam kehidupan sehari-hari.

Nach sekarang  tinggal pertanyaan berikutnya apabila modal besar itu  memang tercapai dan masalah yang terbesar itu sudah dapat dikurangi atau diberantas, apakah  Indonesia akan maju di tahun 2045 atau usia yang ke-100.

Menurut jajak pendapat dari Kompas , hasilnya adalah berikut ini:

  • Tidak punya bayangan:   7.1%
  • Semakin mundur:   22.8%
  • Tidak tahu/menjawab:  1.0%
  • Semakin Maju:  69.1%

Hasil jajak pendapat sebesar 69.1% adalah keyakinan dari masyarakat Indonesia bahwa Indonesia akan lebih maju.   Jika jajak pendapat ini hanya sekedar euphoria belaka, tentunya hasilnya akan berbalik arah.

Semoga keyakinan ini juga direalisasikan dengan usaha, upaya memberantas masalah terbesar Indonesia dan meninggalkan yang masalah terbesar dan menggapai modal terbesar dan jadilah Indonesia negara maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun