Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adaptasi Tomyam Malaysia jadi House of Tomyam

6 Maret 2017   21:04 Diperbarui: 6 Maret 2017   22:10 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang mengenal Tomyam. Kata yang berasal dari Thailand itu seharusnya dibaca tom yum artinya sup. Tomyam bukanlah makanan asli dari Indonesia.    Tomyam adalah sup yang berasal dari Thailand. Sensasi sup yang sangat pedas, masam dan segar itu membuat setiap orang mendambakan rasa segarnya dan pedasnya sup itu. Di Thailand, tom yum dimasak dengan udang  (tom yum goong), ayam (tom yum gai), ikan (tom yum pla), dan yang dicampur makanan laut ditambah dengan jamur.

Nach,  adalah seorang pemuda bernama Bahaudin, berusia 34 tahun dan berasal dari Cilacap telah menggeluti bisnis tom yam ini hampir 2 tahun. Sejak 18 Maret 2014.  Usaha ini dengan berdirinya House of Tom Yam terletak di Sulawesi Raya No.19 Jombang (area Parkir Lapangan Tennis Villa Bintaro Indah. Sebuah bangunan dari bamboo tradisional dengan tempat duduk tradisional juga dari bamboo

Awalnya  Bahaudin bekerja sebagai pegawai logistik di Malaysia. Setiap hari Jumat ketika istirahat, Bahaudin diberi makanan gratis Tom Yam Malaysia dengan kelapa.  Melihat keuniknan makanan itu, Bahaudin terus menggali pengetahuan dan resep dari tom yam Malaysia. Bahkan dia diberikan kesempatan untuk mendapatkan resep rahasia itu. Setelah pulang ke Indonesia, Bahaeduin pun langsung mencoba mengadaptasi resep tom yam Malaysia menjadi tom yam Indonesia yang sesuai dengan selera lidah Indonesia

Menggaet seorang investor, Bahaudin pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka sebuah saung “House of TOmyam”. Di awal perjuangannya dia seorang diri merangkap sebagai koki, pelayan maupun kasir. Sekarang telah berkembang dengan tambahan 2 staff, yaitu koki dan kasir.

Bagaimana proses pembuatan:

Siapkan bumbu:

  • Maizena
  • Kecap bango
  • Air jeruk
  • Saos cabe
  • Saos tomyam (import langsung dari Malaysia)
  • Knorr
  • Garam
  • Kelapa

Batok dari kelapa diiris/dilubangi  tipis diatasnya, cukup untuk memudahkan meletakkan isi air kelapa yang telah jadi tomyam.

Lalu, isi kelapa yang sangat muda sekali diambil dan dituangkan di wajan. Dimasak hingga mendidih. Campurkan bawang Bombay, daun serai panjang, lalu masukkan bumbu setelah air kelapa muda mendidih.

Ditambahkan cabe rawit, jeruk nipis. Terakhir dimasukkan cumi rebus, udang yang telah dogreng, atau ikan tuna rebus.

  Setelah tercampur dan menyerap semuanya, barulah siapkan serai yang dirajang halus dan daun ketumbar, tomat  ke dalam batok.

Lalu tuangkan kuah tom yam yang telah masak itu ke dalam batok. Sajikan  makanan itu som yam dengan kelezatannya dan aroma dan sensasi pedas dan masam pun sangat menggugah selera makan.

Pengembangan Variasi  tom yam

Dengan bertambahnya tom yam yang disukai oleh pelanggan, maka dibuatlah varian menu tom yam yang sangat variatif  seperti Ayam Tangkap Kuah Tomyam, Nasi Goreng Tomyam Kwetiau/Mie TOmyam, Kwetiau/Mie Goreng,  Kwetiau/Mie Kungpao, Tomyam Mangkok MErah/bening.

Masing-masing punya keuniknan dan kelezatanya, tinggal memilih sesuai dengan selera.

Menu andalan selain dari tomyam adalah Kwetiau Kungpao.  Kwetiau goreng yang disiram dengan kuah kental yang lezat seperti Ifumi.

Pemasaran:

Sebagai seorang blogger, berjiwa pengusaha itulah Bahaudin.   Kekuataan seorang blogger dalam mempromosikan usahanya  dengan media sosial.

Semua media sosial telah digunakan untuk promosinya yaitu

Twitter:    @TOMYAMKELAPA

Facebook:  Tomyam Kelapa

Instagram:   @Tomyamkelapa

Selain itu ada kerjasama dengan grab Food dan Gojek.  

Mudahnya media sosial dijangkau oleh setiap orang membantu pemasaran dari House of TOmYam .

Dukungan dari Pemerntah Tangsel

SEbagai UKM tentunya butuh sekali bantuan dan dukungan dari Pemerintah Tangsel.  Terutama dalam hal dipermudah untuk perizinan.   Bahaudin pernah mengalami sulitnya untuk mendapatkan certificate halal  yang memakan waktu 10 bulan.  Belum lagi harus mengambil sendiri di MUI  di Serang.   Sangat jauh dari tempat domisilinya di Tangerang.

Last but not least,  terjalnya membuat usaha sangat dirasakan oleh  Bahaudin.   Sangat tidak mudah untuk mendapatkan pelanggan karena lokasinya yang jauh dan juga sering harus berpindah tempat karena harus menyewa dan akhirnya baru mendapatkan tempat yang telah dimiiki sendiri.

Apa pun sulitnya pengalaman , dilakoni dengna sabar dan tawakal serta selalu melihat peluang untuk selalu belajar dari bagaimana cara berbisnis.  Bahaudin pantang menyerah dan tidak pernah berhentin untuk belajar inovasi untuk produk, kelezatan dan cara berbisnis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun