Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serba Serbi dari Khasnya Hari Raya Imlek

22 Januari 2017   16:58 Diperbarui: 22 Januari 2017   20:08 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi bagi warga Tionghoa akan merayakan Imlek. Tepatnya  pada tanggal 28 Januari 2017. Seperti halnya tahun baru Islam maupun tahun baru internasional, mempunyai tahun. Demikian juga dengan Imlek yang sebentar lagi dirayakan itu adalah 2568 tahun Kongzili.

Menurut Penanggalan orang Tionghoa, Imlek dirayakan pada  hari pertama, bulan pertama dan diakhiri dengan Cap Go Meh. Perayaan Imlek sempat dilarang untuk dirayakan pada saat pemerintahan Presiden Soeharto. Pelarangan itu dituangkan di Instruksi Presiden No. 14 tahun 1967.

Setelah rezim Presiden Abdurahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Dilanjutkan dengan Presiden Megawati yang mencanangkan Tahun Baru Imlek sebagai hari Libur Nasional.

Persiapan Imlek

Para umat atau jemaat yang beragama khonghucu masih memiliki tempat abu leluhurnya. Sehari sebelum Imlek, mereka akan memasak besar-besaran untuk leluhurnya dan malam harinya  mereka akan bersembahyang dengan meja penuh makanan di depan foto dan abu leluhurnya. Jika tak menyimpan abu leluhur di rumah, mereka dapat mengunjungi tempat abu leluhur disimpan.

Selain makanan, mereka juga menyiapkan persembahan bakaran Jinshig umumnya dikenal sebagai uang arwah (uang orang mati) serta berbagai kesenian kertas zhǐzhā (pakaian, rumah-rumahan, mobil-mobilan, perlengkapan sehari-hari, dan pembantu). Makna persembahan bakaran Jinzhi dan zhǐzhā yang dilakukan oleh keturunannya adalah agar arwah para leluhur tidak menderita kekurangan serta sebagai bekal untuk mencukupi kebutuhannya di alam lain.

Pakaian

Menyambut  Imlek bukan hanya dengan makanan yang lezat saja, tetapi juga dengan pakaian yang khusus untuk special momen ini. Dikenal dengan nama “CHEONGSAM” adalah pakaian tradisional perempuan TIongkok. Cheongsam memiliki pilihan motif seperti bunga peony, bunga lotus, naga dan ikan yang sarat akan makna keberuntungan dan kesejahteraan. CHEONGSAM makin popular di dunia karena bentunya yang feminine, serta dapat dikenakan saat resmi dan santai. Warga spesifik adalah mereha. Namun, sekarang sudah dikombinasi atau dipadu padankan dengan warna lain seperti biru, ungu atau hijau.

Kebalikan dari Cheongsam, adalah CHANGSAN. Pakaian khusus untuk lelaki yang mempunyai arti sama dengan cheongsam, yaitu banjo panjangan pakaian tradisional laki-laki TIongkok dipakai untuk jamuan formal dan popular sebelum jas ditemukan.

Makanan Khas Imlek

Kue keranjang dan jeruk juga menjadi ciri khas Hari Raya Imlek. Tidak hanya itu, saat Imlek mereka juga menyajikan makanan di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isi yang beragam, seperti buah kering, biji-bijian, kacang-kacangan, dan permen. Beberapa orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie yang tidak dipotong untuk melambangkan umur panjang, serta kue bola berbentuk uang Cina pada jaman dulu yang melambangkan kekayaan. Satu lagi, saat Imlek mereka disarankan untuk menghindari makan bubur karena bagi warga Tionghoa, bubur melambangkan kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun