Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak yang Banyak Berinteraksi dengan Ayah, IQ Tinggi

13 Februari 2016   20:28 Diperbarui: 13 Februari 2016   21:03 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="radiogibelfm.blogspot.com"][/caption]

Seorang anak bayi sampai balita sangat membutuhkan kasih sayang orangtua. Bukan hanya dari seorang ibu saja, tapi juga dari ayahnya.  

Umumnya, bayi maupun balita lebih dekat dengan ibunya dibandingkan dengan ayahnya karena ayah bekerja baik di rumah maupun di luar rumah.  Interaksi balita dengan ayahnya agak kurang dibandingkan dengan ibunya.  

Sebuah riset dari seorang psikolog telah memperlihatkan bahwa seorang ayah yang berinteaksi dengan bayi atau balitanya, maka bayi atau balita itu akan memiliki IQ yang jauh lebih tinggi. Didukung dengan kedekatan emosional dengan ayah akan lebih membantu dalam meningkatkan IQnya.

Saya tidak dapat memberikan parameter penelitian secara mendetail. Tetapi rasanya tidak ada salahnya jika para ayah mulai dari sekarang lebih memperhatikan untuk berinteraksi lebih intensif dengan bayi dan balitanya.  Seringkali masalah utama dari ayah adalah waktu .  Menganggap waktunya hanya dihabiskan untuk bekerja.  Di rumah tak ada waktu karena merasa tak ada waktu untuk dirinya, lebih mementingkan pemakaian media sosial . Alasan lain, para ayah tidak mengetahui cara bagaimana caranya untuk berinteraksi dengan anaknya.

Berikut ini adalah cara untuk berinteraksi dengan bayi, atau balita:

1. Mengganti Popok:

Hal dasar yang harus dimiliki oleh ayah untuk mengetahui kapan dan bagaimana mengganti popok bayi. Terutama perhatikan ketika mereka sudah tidak nyaman karena popok sudah basah dan penuh,  atau mereka rewel atau menangis terus.

 

2. Ayah siaga di malam hari:

Intesnitas kesibukan ayah seharusnya tidak punya banyak waktu untuk buah hati. Maka sebelum ayah istirahat, bunda memberikan ayah untuk siaga. Misalnya memberi kesempatan ayah mengurus bayi seperti ganti popok, memberikan susu formula.  Ketika ayah berinteraksi bayi akan tahu dan belajar mengenal suara ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun