Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Assenge: Seorang yang Dibenci Sekaligus Dianggap Pahlawan

10 Februari 2016   16:11 Diperbarui: 10 Februari 2016   18:52 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.ibtimes.co.uk"][/caption]Siapa tak kenal yang Assenge? Seorang yang lahir di Townsville, Quensland, Australia , Australia tahun 1971. Assenge sejak kecil sering berpindah-pindah tempat mengikuti orangtuanya. Cukup mengagetkan ia telah pindah tempat sampai 37 kali. Ketertarikan komputer ditambah dengna bakat di bidang matematika smembawanya Assange sebagai peretas. Pada tahun 1995 Anssenge dikenai berpuluh puluh tuduhan peretasan di Australia. Assange mengaui bersalah dan hanya dikenai denda.

Namun, ketertarikan sebagai peretas itu terus berlangsung. Dia tak lagi ingat etika sebagai peretas karena dia ingin dirinya mengikuti konsep kebebasan keadilan, khususnya antara yang boleh dan tidak boleh dilakukan pemerintah.

Pada tahun 2006 Assenge mendirikan Wikileaks dengan sekolompok teman-temannya yang memiliki semangat serupa. Dimata rekan-rekannya, Assenge merupakan sosok yang sangat karimatis dan geinus. Ia juga penggila kerja dan sampai lupa makan dan tidur.

Pembocoran ratusan ribu dokumen rahasia mengenai perang Irak dan Afganistan di tahun 2010 membuat banyak negara berang dan frustasi. Lalu datanglah tuduhan pemerkosaan dari Swedia, yang menruut Assenge merupakan rekayasa politik. Ia pun meminta suaka polik kepada presiden Equador Rafael Correa yang mengagumi Assenge dan aktivita Wikilease.

Dia sekarang bagaikan seorang buronan yang dibenci oleh negara-negara besar seperti Inggris dan Swetia, . Ketika ia tuduhan pemerkosaan dilontarkan dia mendapat suaka politik dari Ekuador pada Juni 2012. Ia tidak bisa terbang ke Ekuador. Assenge akan ditangkap jika keluar dari kedubes Equador di London.

Hasil panel PBB yang terdiri dari para ahli independengn mengumumkan Assenget telah diahan dengan swenang-wenang dan harus dibebaskan dan diterima kompensasi.

Tetapi Inggirs dan Swedia menolak hasil panel itu. Mereka menolak hasil panel dan mereka akan melawan opini panel PBB.
Assenge bagaikan buronnan yang akan ditangkap oleh Inggris dan akan diekstradisi ke Swedia.

Tinggal sekarang bagaimana menentukan apakah keputusan Panel PBB itu memunyai kekuatan hukum atau sebaliknya Assenge harus menyerahkan diri terhadap tekanan moral pada pemerintah.

Padahal salah satu panel PBB yang semuanya terdiri dari 5 orang itu, adalah sseorang Ukraina yang berbeda pendapat dengan mereka dan ia ingin mengundurkan diri karena ia warga negera Australia yang sama dengan Assenge.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun