Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Inovasi, Mengatasi Masalah Jadi Solusi di Masa Depan

15 Desember 2015   13:29 Diperbarui: 17 Desember 2015   16:38 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


1. Komposter

Komposter adalah alat pengolahan sampah organik rumah tangga melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong. Tong besar bisa terbuat dari kaleng yang besar dan panjang, tinggi, dibuat lubang-lubang. Lebih baik tong itu terbuat dari fiber setinggi 1 meter, dengan lubang 100 lubang . Ditengah tong dimasukkan tong untuk tempat kompos. Pertama kali, kompos dibuat dari sisa-sisa makanan , diberikan sedikit cairan untuk anti pembusukan. Hasilnya, tanaman sayuran akan muncul diantara lubang-lubang. Luar biasa sampah dikelolah dengan baik menjadi sayuran organik yang sangat sehat.


2. Tungku Sanira

Saat ini melihat jumlah sampah yang begitu banyak di setiap kota Cara pengelolaan sampah yang lama hanya mengambil sampah dan membuangnya ke TPA. Ini menjadi kendala besar di kemudian hari. Sampah menumpuk dan akan menimbulkan ekologi yang sangat bahaya. Tungku Sanira , penemuan dan teknologi hijau untuk mengeloha sampah dengan sistem pembakaran tanpa minyak dengan suhu hingga 800 derajat dan melalui proses filter asap. Metodenya dengan water spay dan memakai komponen lokal. Kapasitas dari tungku dapat membakar dua meter sampah per jam. Jika ingin melihat cara dan proses pembakarannya silahkan klik https://www.youtube.com/watch?v=3C30MABG14Y

[caption caption="Tungku Sanira Sumber Foto: puskim.pu.go.id"]

[/caption]

3. Jembatan Knock-down atau jembatan pelat Orthotropik

  Pembangunan jembatan di masa lampau dengan menggunakan beton. Membuat beton memerlukan waktu yang lama karena beton harus dicor dan menunggu sampai kering baru diproses lebih lanjut. Setelah melihat daerah tertinggal yang tidka terjangkau oleh infrakstur, memerlukan jembatan yang dibangun dengan cepat dan kuat maka timbullah inovasi jembatan pelat orthotropik. Inovasi jembatan pelat orthotropik dengan menggunakan baja yang telah dibuat terlebih dulu potongannya, tinggal disambung-sambung , tidak perlu menunggu adukan beton mengering. Selain ringan pemasangannya, juga waktu lebih singkat, yaitu memerlukan waktu 30 hari untuk satu bentangan.

Teknologi bendungan knock down dapat digunakan untuk pengamanan sungai. Keunggulan sistem ini lebih flesksible dan tidak memerlukan saluran pengelak selain supply sedimen ke arah hilir . Balitbang juga mengeluarkan software untuk mengukur seberapa besar kinerja fungsi dari infrastruktur yang terbangun di bidang sumber daya air, jalan, jembatan, serta permukimann. Instrumen ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi.

[caption caption="Jembatan knock down Sumber foto: www.housing-estate.com"]

[/caption]


4. Ruang Henti Khusus Sepeda Motor

Ketika sepeda motor itu berhenti di suatu persimpangan karena adanya lampu merah, sering terjadi benturan atau “senggolan”antar pemakai sepeda motor atau pengguna kendaraan lainnya. Inovasi baru yang ditemukan oleh Balitbang adalah ruang henti khusus untuk sepeda motor dengan memberikan fasilitas khusus atau ruang khusus pada saat berhenti di persimpangan menghindari terjadi konflik dan tingkat keparahan konflik. Uji coba telah dilakukan pada saat pagi dan sore ketika tingkat pengguna motor sangat tinggi. Dengan menggunakan video kamera dilakukan observasi. Ketika dihitung tingkat efektivitas pada waktu puncak pagi dan sore masing-masing dengan 11,92% dan 12,31%. Terdapat Pola konflik juga berubah secara signifikan, demikian juga dengan tingkat konflik juga menurun dari 133,39 konflik/1000 smp menjadi 24,68 konflik/1000 smp untuk waktu puncak pagi dan dari 111,10 konflik/1000 amp menjadi 24,10 konflik/1000 smp untuk waktu puncak sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun