Mohon tunggu...
Wicked Tuesday
Wicked Tuesday Mohon Tunggu... -

I love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media Perusak Demokrasi

7 Juli 2014   03:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:13 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilpres 2014 adalah Pilpres yang sangat ""JOROK"", penuh dengan hujatan fitnah akibat pemberitaan oleh beberapa media tulis maupun media elektronik yang sangat dari "Moral" jurnalistik. Masyarakat disuguhkan berita-berita yang merusak pola pikir dan wawasan berpikir masyarakat pembaca , pendengar dan penonton. Tujuan dari Reformasi salah satunya adalah kebebasan Pers , atau kebebasan berpendapat tapi hal ini disalah gunakan oleh beberapa media untuk melacurkan informasi kepada masyarakat demi kekuasaan dan materi.

Masyarakat ingin mendapatkan informasi yang aktual dan benar , akan tetapi untuk saat ini penuh dengan fitnahan dan kebohongan. Di moment Pilpres 2014 untuk mencari pemimpin bagi bangsa ini, media yang diharapkan sebagai tolak ukur pemberitaan aktual kepada masyarakat untuk melihat kapasitas, kababilitas dan kualitas calon pemimpin malah disodorkan fitnahan ataupun plintiran berita yang membuat masyarakat ataupun pemilih menjadi antipati terhadap calon pemimpin bangsa ini ke depan jika terpilih. Memang benar hal-hal yang negatif pun harus diberitakan sebagai pembanding untuk memilih nantinya, tapi kalau hanya hal negatif yang dimuat terus setiap pemberitaan maka itu sudah berujung kepada fitnahan. Saya sebagai pembaca dan penikmat media televisi sangat bosan dengan pemberitaan yang setiap hari selalu sama dengan menampilkan sisi negatif .

Ada beberapa media seperti Kompas, Detik.com, Tribunnews, Beritasatu.com, & Metro Tv tidak menunjukkan bahwa itu sebagai media informasi yang baik. Kami membeli Surat Kabar dan membayar Listrik untuk disuguhkan berita yang aktual , akan tetapi tidak mendapatkan informasi yang baik untuk menelaah siapa calon pemimpin Negar Indonesia 5 tahun kedepan.  Saya melihat wartawan sebagai pusat informasi di lapangan untuk disuguhkan lewat berita malah menampilkan sebagai PELACUR MEDIA untuk Uang dan kekuasaan sepihak.

Saya jadi miris melihat kebebasan pers akhir-akhir ini, sangat jauh dari indepensi jurnalistik yang dimana merupakan semangat Reformasi, Pelacuran juga terjadi di media - media besar seperti diatas hanya karena kekuasaan dan uang. Calon pemimpin dihina, dicela lewat media tersebut dari suatu tulisan maupun semacam iklan di beranda media , pertanyaan saya untuk media tersebut apakah nanti kalau calon yang kalian hina dan cela tersebut terpilih maka kalian akan mendukung atau akan semakin menghina demi tercapai tujuan kalian yaitu kekuasaan sepihak atau kelompok berbasis uang.

Saya sangat sayangkan media televisi sebesar Metro TV menampilkan seorang Alan Neir yang merupakan seorang anti indonesia untuk menghina dan menantang calon pemimpin bangsa ini. Wajar saja kalau bangsa ini yang sedemikian besar terhina di mata dunia , karena warga diindonesia sendiri memasukkan Pencuri untuk Mencuri dalam negara ini.Akhir tulisan ini, saya menghimbau kepada media-media supaya memberikan pelajaran positif tentang berdemokrasi karena kalian adalah salah satu PILAR demokrasi di negara ini.

""JANGAN MENJADI PELACUR INFORMASI BAGI NEGARI MU  & RAKYAT MU ""

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun