(gambar: surabaya.olx.co.id)
Sebagai negara terbanyak kedua setelah Mesir yang menjadi jujugan orang – orang indonesia untuk menempuh ilmu, Yaman tidaklah istimewa jika dibandingkan dengan negeri para Fir’aun yang memiliki Al – Azhar assyarif dan sungai Nil dengan segala legendanya. Bahkan boleh dikatakan sistem tidak pernah berlaku di negara ini. Mungkin itulah sebabnya sering kita temukan keluhan tentang betapa susahnya mendapatkan visa untuk masuk ke negara ini. Namun, inilah Yaman. Tetap apa adanya, seperti ketika pertama kali saya memutuskan untuk berangkat ke negara ini. Masih terngiang di telinga saya saat salah satu pejabat organisasi besar di Indonesia bertanya kepada saya : “ Mengapa kamu memilih Yaman yang notabenenya adalah negara termiskin?”. Saat itu saya hanya berkata dalam hati :Bukankah lebih afdhol jika mempelajari ilmu syariah lebih dekat dengan sumbernya? Padahal jujur, saya tidak yakin akan jawaban itu jika melihat keadaan diri saya sendiri. Bagi saya abroad adalah sebuah pelarian dari kejengahan dan juga petualangan.
Tetapi pada akhirnya negeri 1000 wali inilah yang malah mengubah pandangan saya. I said : it’s not about have fun. It’s more than abroad. It’s a spiritual trip. Berkali – kali saya menyakinkan diri saya untuk tidak terlalu berlebihan dalam menilai segala hal. Mungkinkah saya terlalu terbawa suasana oleh kesederhanaan kota tempat saya tinggal? Atau bahkan kebersahajaan kampus tempat saya belajar? Atau karena saya telah menemukan apa yang telah saya cari?
Saya rasa pertanyaan – pertanyaan seperti itulah yang muncul saat kita sedang meretas tangga pencarian jati diri.Probabilitas pencarian itu mungkin akan berhenti tepat pada tempatnya namun tak menutup kemungkinan dia akan berbelok dan justru mengarahkan kita kepada hal yang baru. Just have fun and taste what Allah’s gave us.
At last, searching adalah sunnatul hayah yang mau tidak mau akan terjadi pada kita. Tergantung bagaimana kita menghadapinya. Lalu bagaimana dengan anda?
Salam semangat
^_^
Iffat Basheer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H