Mohon tunggu...
Ahmad Muslich
Ahmad Muslich Mohon Tunggu... -

THE TRADITION OF QUALITY (ITQON)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ikhlas Ritual Melahirkan Kesalehan Sosial

3 Februari 2014   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tahu baersama bahwa islam adalah agama yang punya dimensi syari'ah universal, bukan hanya mengatur ibadah ritual akan tetapi juga mengatur ibadah sosial. Dan dalam ketentuan syari'ah Islam sendiri kita dituntut untuk mampu memperpadukan antara ibadah ritual dan ibadah sosial, kita tidak boleh mengutamakan salah satu lalu mengabaikan yang lainnya, apabila kitak harmonisan ini terjadi pada salah satu di antara kita hal ini dapat memicu kemurkaan Allah SWT.

Sebagaimana dalam sebuah hadist di ceritakan;" pada masa Rasulullah ada seorang wanita yang rajin ibadah, malam digunakan untuk qiyamullail (sholat sunnah malam hari) siang di gunakan untuk puasa, ini di jalankan terus menerus, tidak lama kemudian wanita ini meninggal dunia, atas kematiannya para sahabat yaqin kalau winita ini bakal masuk syurga lantaran ibadahnya yang begitu tinggi kepada Allah, lalu para sahabat menyakan kepada Rasul tentang benar dan tidaknya wanita ini masuk syurga, ternyata jawaban Rasul bertolak belakang dengan anggapan para sahabat, Rasul menjawab; hia finnar, dia termasuk ahli neraka, mendengar jawaban demikian betapa terkejutnya para sahabat, lalu menanyakan penybabnya, di jawablah oleh Rasul karena dia telah mengabaikan ibadah sosialnya".

Nah dari sini memberikan bukti bahwa ibadah kita kepada Allah sangatlah penting, akan tetapi tidak kalah pentingnya lagi adalah ibadah kita yang terkait kepada sesama makhluq terlebih adalah kepada sesama manusia. Ibadah kita kepada Allah adalah sebagai tarbiyah bagi jiwa, agar mempunyai kelembutan dan kepeka'an sosial antar sesama.

Banyak ayat ataupun hadis yang menjelaskan tentang dimensi ritual bagi ruhaniyah kita, Allah berfirman; "Sesungguhnya sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar".

Dan Allah juga jelaskan dalam Q.S Ali Imron ayat 190-91 (bahwa orang yang di sebut sabagai muttaqin adalah mereka yang senantiasa ingat (ibadah) kepada Allah dalam keada'an berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, artinya dia senantiasa beribadah kepada Allah dalam keada'an dan situasi apapun, kondisi jaya, ekonomi melimpah, karir politik melejit, jabatan tinggi akan tetapi dia tidak lupa dan menutup mata dan telinga untuk tidak melihat serta mendengar jeritan orang-orang yang membutuhkan, bahkan dalam keada'an ekonomi terpuruk sekalipun, usaha gagal, cita-cita kandas ditengah jalan, ia tidak lantas apatis, akan tetapi selalu optimis dan khusnuzhan billah, bahwa apapun yang Allah berikan adalah sesuatu yang terbaik baginya sekalipun pahit dirasahinya.

Maka Allah katakan dusta kepada agamanya bagi mereka yang tidak mau peduli kepada sesama, sebagaimana firman Allah; Ara'aitallazdi yukazdibu biddin ila akhirihi...

Maka mari kita benahi ibadah kita kepada Allah, Insya Allah dengan ibadah yang baik dan benar itu akan membimbing kita menjadi insan yang sholih ritual dan sosial.

Oleh. Ust. Muslich

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun