Mohon tunggu...
Ika Hardiyan Aksari
Ika Hardiyan Aksari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.\r\nMohon doa ya? Saling mendoakan pula.\r\nAktif juga menulis di ichaituika.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Beasiswa 'Berbeda'

21 Agustus 2013   19:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:01 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kalau yang sudah dapat beasiswa ikut ini boleh tidak? Katanya kasih beasiswa? Kok ada syaratnya? Kenapa harus ini, kenapa juga harus itu? Sedangkan beasiswa yang dari lembaga, yayasan, perusahan itu nggak seperti itu kok! Ah, yang ngasih info nggak profesional masak ditanya kok malah suruh tanya ke pihak terkait. Tanggungjawab dong.” Pecah rasanya rasa kantuk saya ketika baca komentar atas informasi beasiswa yang saya share ke salah satu forum daerah. Oh tidak! Berbaik hati saja dapat respon yang menampar, apalagi kalau ada niat buruk? Tarik napas dalam-dalam dan hempaskan. Hush! *** Begitu beruntungnya komentator itu telah mendapatkan beasiswa dari pihak lain. Itulah kesan selanjutnya yang saya dapatkan setelah hati ini tak panas lagi. Ingin rasanya membalas komentar itu tapi diam akan lebih baik. Saya rasa jawaban saya sudah tepat. Tak perlu debat kusir. Tiada guna. Beasiswa. Mengungkap satu kata ini seakan cerita lama akan ketidakberuntungan saya menguak. Dulu, awal masuk kuliah saya memimpikan beasiswa Bidik Misi. Berusaha berjuang, menurut saya sudah maksimal tapi hasilnya tak menjawab mimpi saya. Ya, saya tidak beruntung. Namun kesalnya, teman seangkatan saya yang dapat beasiswa itu justru melewatkan kesempatan tersebut.  Itu memang pilihan dia untuk mengambil opsi di kampus yang dia inginkan, tapi saya yang justru berharap malah tak terambah sedikitpun. Beasiswa lagi. Semasa kuliah beda lagi ceritanya. Tak sebanyak kampus lain, tawaran beasiswa yang hadir di kampus saya masih terlampau minim jumlahnya. Tak sembludak kampus sebelah. Pernah sekali mengajukan beasiswa PPA, tapi nihil hasilnya. Apa lgi saya mengendus bau label dalam diri saya ‘anak tunggal’ menjadi salah satu alasan ketidaklolosan nama saya. Ah, entahlah saya tidak beruntung lagi. Memang baru juga dua kali gagal mendapatkan beasiswa, rasa-rasanya saya sudah lelah untuk memburu beasiswa tersebut. Yang telah berkali-kali memburu beasiswa mungkin akan berpikir, “Gitu aja nyerah! Ah payah kau!” Terpatri dalam diri, kalaupun saya tidak bisa mendapatkan beasiswa semacam itu pasti ada jalan lain dari Allah yang menjadi lubang rejeki saya. Pasti! Menjalani dunia perkuliahan dengan mengandalkan tangan tengadah pada orangtua yang hanya kerja serabutan saya pertahankan. Sampai sekarang. Saya tak berpangku tangan. Mencari info beasiswa dalam bentuk apapun, saya lakukan dan coba. Pasti ada jalan lain. Alhamdulillah. Allah meng-iyakan, sekalipun beasiswa ini tak sebesar beasiswa yang saya impikan dulu tapi beasiswa kali ini berbeda. Berbeda? Kalau beasiswa dulu saya harus mencantumkan surat kismin, ini tidak. Hanya berbekal tulisan, lolos sensor, maka uang akan masuk rekening. Inilah beasiswa itu. Beasiswa yang membawa banyak untung bagi saya, duit masuk tapi aktualisasi saya sebagai mahasiswa sebagai agent of change benar ada, nyata dalam bentuk tulisan. Itupun juga tak mudah. Harus tahan banting dan konsisten di jalan kepenulisan. Belum banyak memang yang saya dapatkan. Tapi langkah kecil ini bukan untuk berbangga diri. Ah, siapa sih saya? Ini hanya sebagai pemacu urat semangat dalam diri untuk lebih menegang. Kalaupun sampai ke orang lain yang bernasib sama dengan saya alias tidak beruntung mengejar beasiswa dari kampus, kenapa tidak untuk mencoba beasiswa berbeda yang satu ini. Mau? Coba sekarang juga! Go!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun