Mohon tunggu...
Ibnu Tsani
Ibnu Tsani Mohon Tunggu... wiraswasta -

PASers. Sunnysaners. Penikmat foto-kamera, novel, film, berkomunitas, hamparan alam. Mencoba bijak dan sederhana dalam berfikir, bersikap, bertindak. Supoter Chelsea. Bobotoh Persib

Selanjutnya

Tutup

Politik

Budaya Lebay SBY, Kembali Muncul

7 Agustus 2010   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:14 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Soekarno Bapak Revolusi, Soeharto Bapak Pembangunan, Habibie Bapak Teknologi, Gusdur Bapak Pluralisme, SBY Bapak Lebay (Maaf Ya Pak)

Kalimat itulah mungkin cocok buat presiden kita yang satu ini. Perlaku lebay SBY kembali muncul. Hal ini terkait pernyataannya dalam acara kunjungan kerja di Ciweday -Jawa Barat. (Kompas, Sabtu 7 Agustuas 2010). Dalam pernyataannya, SBY mendapatkan laporan dari pihak keamanan bahwa ada anak bangsa yang akan mengancam dirinya.

Sebagai seorang pemimpin, nampak presiden kita ini masih saja menedepankan pencitraan dan budaya lebay agar mendapatkan simpati dari rakyat yang dipimpinnya. Hal ini tentu saja bukalah cara-cara yang elegan dan sangat tidak edukatif. Dampak dari langkah-langkah tersebut (budaya lebay) yang dipraktikan oleh sang Presiden, perlahan namun pasti Indonesia bisa menjadi Melow Society.

Dalam konteks sebagai pemimpin, ketika menjadi pemimpin politik telah diputuskan, maka konsekuensi selalu ada, keberanian menerima dan menghadapi sebuah konsekuensi adalah keharusan. Dan konsekuensi tersebut bukanlah sebuah agenda yan harus dikampanyekan, dipublikasikan kepada publik.

Jikalau ingin mendapatkan simpati rakyat, cara yang mudah dilakukan adalah berilah solusi untuk  rakyat apabila terjadi permasalahan yang mengakibatkan kesengsaraan, minta maaflah kepada rakyat secara kesatria apabila kekuasaan yang dimiliki belum mampu memberikan solusi kongkrit terhadap kesengsaraan rakyat.

Entah ada apa dengan bapak kita yang satu ini, mengapa cara-cara lebay masih saja dipertahankan dipertontonkan. Apakah para pembantunya tidak melaporkan kepada sang Presiden, bagaimana suasana kebatinan rakyat yang dipimpinnya karena menerima kiriman bom tabung gas 3 Kg. Apakah bapak kita yang satu ini bisa menghargai dan memahami bagimana rakyat yang dipimpin telah menjadi korban ancaman gas 3 Kg

Apakah memang budaya cengeng telah menjadi bagian di republik ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun