Mohon tunggu...
Ibnu Tsani
Ibnu Tsani Mohon Tunggu... wiraswasta -

PASers. Sunnysaners. Penikmat foto-kamera, novel, film, berkomunitas, hamparan alam. Mencoba bijak dan sederhana dalam berfikir, bersikap, bertindak. Supoter Chelsea. Bobotoh Persib

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan dalam Kancah Politik dan Olah Raga

12 Maret 2010   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara tentang perempuan adalah bicara kehidupan. Mengingat, isu perempuan adalah isu "seksi" dalam putaran roda zaman. Satu hal yang pasti, perlakuan terhadap perempuan sangat dipengaruhi oleh cara pandang (paradigma) manusia (lelaki) dalam memandang perempuan, dan belajar dari sejarah adalah sesuatu yang mungkin bisa menjadikan pembelajaran kita semua dalam memandang dan memperlakukan perempuan.

Cara pandang terhadap perempuan bisa menjadi anugerah bisa pula menjadi "musibah". Perempauan menjadi "musibah" disaat memandang perempuan hanya dalam bingkai "gairah". Inilah yang terjadi dengan politisi direpublik ini yang mangkal dikursi parlemen mulai dari skandal seks hingga skandal foto. Akhir dari babak skandal tersebut terlempar dari gedung wakil rakyat plus hujatan, cacaian dari masyarakat dan media

Tragedi hampir serupa pun terjadi dalam dunia olahraga. Karena isu perseliangkuhan, Jhon Terry harus kehilangan ban kapten Timnas Inggris. Tak cukup sampai disitu, Capello sebagai pelatih pun terkena imabs. Bridge kekasih perempaun yang menjadi "mitra" selingkuh Terry bersikap konfrontatif yakni dengan menolak bergabung dengan Timnas Inggris selama Terry tetap dipertahankan dalam Timnas. Timnas Inggris pun diujung tanduk, semua berawal dari cara pandang dan cara memperlakukan perempuan dari seorang individu Terry ternyata berdampak sistemik terhadap orang banyak dan negara

Namun dalam sisi yang berbeda, perempuan pun bisa menjadi kekuatan anugerah disaat memperlakukan dalam bingkai kearifan dan kebajikan. Inilah yang terjadi dengan Muhammad S.A.W Dalam masa transisi setelah menerima wahyu pertama kali dari Pencipta yang tidak diciptakan.

Sejarah pun mencatat perempaun pun bisa menjadi kekuatan perubahan perilaku, ingatkah dengan riwayat Fir'aun tokoh paling diktataor, biadab, ditakuti ternyata luluh tak bisa menolak permohonan istri untuk menyelamatkan Musa. Karena jiwa  kemanuisaan sang istri Musa pun lolos dari lubang malapetaka.

Dalam konteks Indonesia. Sejarah pun mencatat bagaimana seorang Jenderal bintang lama yang bernama Soeharto, Jenderal besar yang paling disegani, ditakuti baik oleh kawan maupun lawan ternyata rapuh, goyah setelah ditinggalkan oleh Istri tercinta ( Tien Soeharto).

Inilah sekelumit kisah bagaimana memandang  serta memperlakukan mahluk Tuhan yang bernama perempuan. Yang pasti lelaki dan perempuan memang beda namun bukan untuk dibeda-bedakan. Kehidupan dibumi baik dalam bingkai individu, sosial, politik dalam memandang dan memperlakukan perempauan akan berdampak terhadap  warna serta dinamika yang akan keluar dalam kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun