Mohon tunggu...
Hilma 'Ainun Rosyidah
Hilma 'Ainun Rosyidah Mohon Tunggu... -

. If Something Went Wrong,\r\ndon't be Sad.\r\nit's just God's Way to Forgive Your Sin ,.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah dan Keputusan

2 Desember 2013   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selama kehidupan kita yang masih bersifat dinamis, dan sebagai pribadi juga masih perlu terlibat dalam kehidupan sosial, maka keputusan dan masalah merupakan dua hal yang akan selalu ada. Untuk itu, keterampilan membuat keputusan untuk menyelesaikan masalahmenjadi penting dikuasai dan menjadi salah satu keterampilan dasar untuk hidup. Keterampilan ini, secara alamiah bergandengan dengan keterampilan memanfaatkan pengetahuan.

Selain karena keterampilan ini memerlukan keterampilan memanfaatkan pengetahuan, keterampilan ini juga akan menjadi sumber pengetahuan. Seperti kata pepatah, “Pengalaman adalah Guru Terbaik”, maka keterampilan membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah, akan saling mendukung dengan keterampilan memanfaatkan pengetahuan secara timbal-balik.

Pada prinsipnya, ketika kita mengahadapi situasi yang memerlukan keterampilan membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah, alur atau polanya akan berurutan seperti ini:

-Ketika masalah ada, maka kita akan memperjelas masalah yang sesungguhnya guna merencanakan proses penyelesaian yang akan dilakukan.

-Selanjutanya, kita akan mendalami masalah tersebut dengan menggali dan mengolah informasi terkait guna mengahsilakan simpulan tentang alternatif upaya penyelesaian masalah tersebut.

-Kemudian, kita berupaya untuk memutuskan tentang bagaimana permasalahan tersebut akan diselesaiakan. Bila situasinya pribadi, biasanya dilakukan dengan cara-cara yang bersifat self-talk (misalnya dengan berdoa, berfantasi atau berimajinasi, menerka, merenung, dll). Bila situasinya kelompok, cara yang biasa dilakukan antara lain dengan voting, dll.

-Dan terakhir, merupakan bagaimana upaya penerapan hasil putusan guna menyelesaiakan masalah yang sedang dihadapi itu, yang selanjutnya diikuti oleh proses evaluasi.

Jadi, dalam membangun keterampilan membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah, kita akan memilih dan mengahadapi dampak atau konsekuensi atas pilihan penyelesaian masalah yang kita buat. Dari kebiasaan itu, kita berharap akan memahami bahwa setiap perilaku akan diikuti oleh konsekuensi atau akibat, baik yang enak maupun yang tidak enak.

Jadi, agar tehindar dari yang tidak enak dan mendapatkan yang enak, perlu adanya upaya mengumpulkan informasi tentang apa yang mungkin terjadi bila ingin melakukan sesuatu. Selanjutnya, diharapkan kita juga akan menyadari bahwa membuat keputusan untuk menyelesaiakan masalah sebetulnya adalah ajang uji coba, sehingga selalu ada potensi untuk salah dan gagal. Tujuannya, agar kita mampu mengahadapi kesalahan dan kegagalan secara proporsional (tidak terlalu emosional, tapi juga bukan berarti mengabaikan faktor perasaan), sehingga emosi dapat disalurkan secara aman terkendali dan kita terhindar dari potensi depresi akibat rasa frustasi.

Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita yang selalu muncul masalah-masalah baru dan kebanyakan mengusik atau mengahmpiri kita. Kita diharuskan untuk bisa menyelesaiakan masalah tersebut dan sanggup membuat keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang akan muncul kemudian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun