Mohon tunggu...
wahedatul barokah
wahedatul barokah Mohon Tunggu... -

taklukan tantangan mu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Sebuah Keabadian Sikap

11 Mei 2014   10:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tentang Sebuah Keabadian

Qw yang kaku dalam setiap kehidupan

Qw yang bungkam dalam setiap pembicaraan

Dan Qw yang selalu gusar dalam ketidak pastian

Kenapa..?

Kenapa setiap angin kehidupan itu pasti ada penuntutan..?

Kenapa selalu ada pengingkaran..?

Tak bisakah jika semua berlalu dengan penghayatan ketulusan...?

Tak bisakah jika semua berlalu dengan keindahan..?

Sekejam itukah dunia tanpa sebuah pengharapan..?

Tak bisakah ,sebentar saja..kau kagumi detak jantung yang ku miliki..

Denyut nadi yang membersamai..?

Qw hanya butuh beberapa detik untuk menikmati kedustaan itu..

Di letak manakah qw harus menari..?

Di ujung manakah qw harus bernyanyi..?

Ayo katakan..!

Bukankah ini memang maumu..?

Bukankah ini memang kuasamu..?

Di matamu qw tak lebih dari sebuah kepompong yang masih terus bermetamorfosis dalam keindahan..tapi terhalang oleh asumsi yang mematikan...

Bukankah itu lebih indah atau bahkan sama sekali tak ada pengharapan..!

Sama sekali..

Qw adalah qw dan segala masa laluku

Qw adalah qw dan segala masa kelamku..

Dan qw adalah aku dengan segala gerak kematianku..

Bukankah itu tak lebih kejam dari sebuah penjelasan..

Sampai kapan..?

Sampai kapan asumsi mematikan itu terus bertahan...?

Biarlah...

Bahkan qw sengaja untuk lebih berperan

Bahkan qw sengaja agar semua lebih meyakinkan..

Biarlah..

Asumsi itu semakin kuat berakar..

Memang maumu bukan,,.?

Dan qw telah mewujudkan..!

Aku dan dunia pun tahu kaulah sang kebenaran..

Kaulah nafas keabadian..

Tak ada yang salah dari asumsi itu,.

Mari.mari kita perjuangkan dengan darah pengkhianatan..

Lalu apa lagi..?

Adakah sesuatu yang belum kau telusuri..?

Yang mana..?

Adakah kau perlu bantuan untuk ku temui..?

Adakah kau kesulitan dalam penelusuran..?

Aku mungkin akan lelah dengan ketidak pastian ini.

Bahkan dalam setiap permainan , aku mati rasa dengan segala ketertarikan..

Aku tak lagi peka dengan perasaan..

Bahkan aku seperti tak lagi mengenal apa itu perasaan, ketulusan dan perjuangan..

Bagiku itu semua tak lebih dari sebuah pengalibian..

Yah..sebab itu aku selalu keras dalam setiap detak kehidupan..

Menangispun kadang qw masih berfikir berulang ulang..

Pantaskah aku menangis..?

Terbayarkah jika qw menangis..?

Meski kadang dalam kehampaan,ketidak berdayaan..

Qw masih angkuh dalam sebuah pengakuan..

Miris bukan..?

Menyakitkan bukan..?

Tapi kenapa seperti selalu ada sekat untuk membuat kalian mengerti.

Kenapa seperti selalu ada perisai untuk membuat kalian memahami..

Mungkinkah qw adalah sekat sekaligus perisaipertama dari ketidak mengertian itu, dari ketidak pahaman itu...?

Lalu, harus bagaimanakah aku..?

Masihkah qw di posisi termarginalkan..?

Sang Penyatu Keegoisan..”HILDA”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun