Mohon tunggu...
Hendrik zhuo
Hendrik zhuo Mohon Tunggu... Konsultan - Yuris Muda

Berpikir kemudian menulis adalah suatu keharusan, karena kita tidak pernah tahu kapan tulisanmu dan pikiranmu akan mempengaruhi negeri dan dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat terbuka untuk Presiden Jokowi

25 Januari 2015   02:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yth. Presiden RI Ir. Joko Widodo

di Istana Presiden

Dengan hormat,

"Saya hanya tunduk di bawah Konstitusi dan Kehendak Rakyat." Begitulah bunyi pernyataan Pidato Pelantikan Bapak pada tanggal 20 Oktober 2014 hari pelantikan Bapak sebagai Presiden RI. Tetapi kini ingin saya pertanyakan di bawah konstitusi dan kehendak rakyat manakah yang Bapak tunduk ? Bapak terkesan mengabaikan apa yang menjadi keinginan rakyat terutama dalam desakan masyarakat agar Bapak tidak melantik bahkan membatalkan pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri. Hal ini terlihat begitu jelas bapak telah mengabaikannya. Bapak hanya menunda pelantikan bukan membatalkan pelantikan. Apakah kekuatan dari "Teuku Umar" lebih kuat ketimbang kekuata seluruh Indonesia ? Apa yang sedang Bapak pertimbangkan dalam hal ini ? Kami pendukung Bapak mengapresiasi penundaan ini tetapi mengecam ketidakpastian yang Bapak timbulkan ini. Sampai kapan penundaan  akan Bapak lakukan ? Bapak hanya menunda masalah  tetapi tidak menyelesaikan masalah. Karena ketidakpastian Bapak , KPK menjadi sasaran serangan dari segala penjuru yang ingin melemahkan dan mendiskreditkan keberadaan KPK di Indonesia. Karena ketidakpastian Bapak ini, 3 pimpinan KPK menjadi korbannya. Pertama, Ketua KPK Abraham Samad dituding oleh Plt Sekjen PDIP atas lobi politik yang dilakukan oleh Bapak Abraham Samad untuk menjadi Cawapres Bapak pada saat Pilpres berlangsung. Kedua, kemarin Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pemberian keterangan palsu di sidang sengketa Pilkada Kabupaten Kotawaringan di MK pada tahun 2010. 5 tahun setelah itu, Bapak BW disangkaan terlibat dalam kasus ini, dan menjadi polemik yang besar di negara ini. Jika saat itu benar Bapak BW terlibat tentu sudah diselidiki dan ditindak oleh Polri. Kenapa harus menunggu  5 tahun padahal sebelum itu sudah ada pihak yang melapor ? Bahkan Kabareskrim yang sekarang terlihat begitu cepat dan tangkas menyidik kasus ini. Padahal masih banyak laporan yang masuk ke kepolisian tetapi diselesaikan begitu lamban bahkan kadang terlupakan. Dengan jelas kami lihat  ada bentuk balas dendam yang dilakukan oleh pihak kepolisian atas kasus rekening gendut yang disangkakan KPK kepada Komjen Budi Gunawan beberapa waktu lalu. Terakhir, pada hari ini Wakil Ketua KPK Bapak Adnan Pandu dilaporkan ke Bareksrim Mabes Polri atas kasus perampasan saham di PT Desy Timber, perusahaan HPH di Berau, Kalimantan Timur. Sudah 3 pimpinan KPK yang dikriminalisasi oleh pihak yang tidak suka dengan taring KPK yang siap menerkam siapapun yang melakukan tindak pidana korupsi.

Kami tahu, Bapak kemarin sore sudah menyampaikan pidato 5 menit atas polemik yang sedang terjadi di tubuh Polri dan KPK tetapi pernyataan Bapak tersebut tidak mengobati luka yang ada di hati kami  bahkan Bapak pernyataan Bapak terkesan normatif. Karena dua inti pidato Bapak adalah harus objektif dan jangan ada gesekan. Kedua hal itu kami 240 juta rakyat Indonesia tentu tahu dan paham. Yang kami ingin bukanlah pernyataan seperti itu, tetapi ketegasan Bapak dalam menyikapi kasus POLRI VS KPK ini.

Pak Presiden Joko Widodo , perlu saya tegaskan di sini bahwa Bapak adalah pemimpin 240 juta rakyat Indonesia bukan lagi seorang petugas partai yang sering dilabelkan media kepada Bapak. Bapak harus tunjukkan ketegasan dan kewibawaan Bapak sebagai seorang Presiden dan jangan pernah takut atas intervensi dari pihak manapun terutama Koalisi Indonesia Hebat sebagai Koalisi pengusung Bapak. Yang bapak hadapi bukan elite parpol tetapi seluruh rakyat Indonesia, bapak tidak boleh gentar , takut,bahkan membelakangi rakyat Bapak ! Bapak harus siap, tegas,dan berani melawan setiap intervensi yang dilakukan. Kami rakyat Indonesia akan berada di garda terdepan untuk melindungi Bapak jika Bapak benar dan sungguh-sungguh bekerja dan mengabdi bagi Indonesia. Jika tidak, tentu Bapak akan kehilangan dukungan dan ditinggalkan oleh rakyat Indonesia. Harapan besar kami pertaruhkan di atas punggung Bapak, kami tidak ingin Bapak salah jalan dan salah mengambil keputusan. Hilangkan stigma petugas partai dan Presiden Boneka yang selama ini diragukan oleh berbagai pihak !

Kami ingin Presiden yang mengabdi bagi rakyatnya bukan partainya. Semua sekarang berada di tangan Bapak ingin menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan karena Polri dan KPK yang tak pernah akur atau Bapak ingin menelantarkan rakyatmu karena kepentingan elite pengusung Bapak. Jangan jadi Presiden yang disetir kepentingan kotor dan penuh intrik, karena sesungguhnya kami rindu atas sifat merakyat dan ketegasan tanpa kompromi Bapak semasa menjabat sebagai Walikota Solo ataupun Gubernur DKI Jakarta.

Demikian surat ini saya sampaikan, saya menunggu ketegasan Bapak atas apa yang terjadi di Republik yang kita cintai ini. Terima kasih.

Hormat Saya

HZ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun