Lampung Diduga Dibanjiri Gula dari Cagub (Bagian Pertama)

Jika musim hujan Jakarta selalu terkena musibah banjir. Berbeda dengan Lampung, karena saat ini provinsi yang pernah terkenal sebagai penghasil lada ini tengah dibanjiri gula putih. Entah siapa pemilik puluhan atau mungkin ratusan ton gula yang mulai merambah hingga ke pelosok masyarakat Lampung ini. Terlebih lagi ini terjadi menjelang pemilihan gubernur (pilgub) Lampung.

Penomena banjir gula ini tak urung mengejutkan semua kalangan, baik masyarakat sipil maupun dikalangan pejabat, lembaga penyelenggara pemilu, kepolisian dan lembaga terkait lainnya. Tak  tanggung-tanggung, ditengarai gula yang disebar di seluruh pelosok Lampung ini berkisar puluhan bahkan diduga mencapai ratusan ton jumlahnya.

Terang-terangan gula itu dibagikan kepada masyarakat dengan pembagian satu sampai dua kilogram per kepala keluarga. Berdasarkan data yang dihimpun, gula yang sebelumnya merambah kabupaten/kota, kini sudah merambah di jantung Kota Bandarlampung. Diduga, gula yang hendak dibagikan ke masyarakat ini berasal dari salah satu calon gubernur (cagub) Lampung yang akan bertarung pada pilgub mendatang. Dugaan gula ini berasal dari salah satu cagub, dikarenakan di dalam kemasan gula terdapat stiker pasangan cagub yang bersangkutan dan stiker calon anggota legislatif (caleg) dari salah satu partai politik pengusung cagub tersebut.

Sontak temuan berton-ton gula ini mengejutkan cagub yang bersangkutan. tak terkecuali media cetak dan elektronik yang ada di Lampung.Berbondong-bondong para kuli tinta itu melakukan konfirmasi kepada cagub yang bersangkutan karena menurut bavvaslu ini termasuk dugaan pelanggaran pidana. Dan menariknya lagi, jika terbukti cagub yang bersangkutan terancam didiskualifikasi sebagai peserta pilgub.

Mendapat konfirmasi dari berbagai kalangan pers, sontak cagub yang bersangkutan bak kebakaran jenggot. Berbagai upaya dilakukan untuk meredam pemberitaan yang dinilai memojokkan cagub tersebut. Bavvaslu pun langsung bergerak cepat untuk memproses dugaan Money Politik ini.

(Bersambung)