Mohon tunggu...
Hani Inuzukha
Hani Inuzukha Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Kehidupan yang kita jalani itu akan terasa sangat bahagia jika kita bersyukur sebanyak banyaknya pada Yang Maha Kuasa dan senantiasa berjalan pada rel keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesakitan Itu Mengajarkan Kita Lebih

25 September 2015   07:48 Diperbarui: 25 September 2015   08:00 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang didunia ini yang bertugas hanya memangku tangan dan tanpa kerja. bekerja hanya seolah dialah mandor kehidupan. yang hanya bisa berbicara seenak mulutnya berkata. Tapi ingat, kehidupan tidak bisa ditaklukan dengan hanya berpangku tangan dan mendikte kehidupan orang lain. Subjek utama orang yang akan meraih kesuksesan ialah ia yang bisa menyatukan dirinya dengan kehidupan, yang bisa melebur nafasnya pada ritme kehidupan dunia. Dan berusaha sekuat mungkin agar dunia ini yang mengikuti ritme kehidupannya, bukan dia yang berkutat mengikuti kehidupan dunia. Itu akan sangat memusingkan.

Lagi-lagi ini tentang pengalaman hidup yang setiap orang pasti berbeda dalam menjalaninya, dan kata experience is the best teacher itu memang sangat betul. setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda, perasaan yang berbeda dan tanggapan yang berbeda dalam menyikapi setiap guratan takdir yang datang padanya. Ada yang menyebutkan bahwa ujian itu hanya kapan kita terjatuh dan ketika kita berada dalam lembah yang paling dalam. Tapi sesungguhnya bukan hanya itu, ujian adalah kehidupan itu sendiri. Saat senang, sedih, susah, bahagia, murung, gagal, berhasil. semuanya, tanpa terkecuali. Tak ada kehidupan yang mudah jiga kita jalani dengan memikirkan dengan sulit. dengan kepala panas dan tidak tenang. Dan sesungguhnya kehidupan itu sangatlah mudah jika dijalani dengan penuh keikhlasan, kebahagiaan, senyuman, tertawa, dan kesabaran yang tentunya tidak terbatas. Tapi, boleh dikatakan juga jiga kita diuji oleh Allah dengan berbagai kesakitan, itu akan mengajarkan kita lebih dari yang kita butuhkan. bukan kebahagiaan yang hanya membuat kita lalai dan tidak tahu cara bagaimana kita untuk bersyukur atas apa yang kita dapatkan.

Saya juga pernah mengalami perasaan seperti dunia yang tidak pernah memihak pada kita. Pada dunia yang hanya perduli terhadap orang-orang yang memiliki keberuntungan lebih, bukan pada kita. Tapi semua itu tetap harus kita lewati mau bagaimana pun, dengan keterpaksaan ataupun dengan kemuakan. Semuanya harus dijalani. Seperti permainan dalam games, untuk mencapai level 2, itu berarti kita harus melewati level 1 mau tidak mau, suka tidak suka. Percuma kita memiliki kelebihan tetapi tidak mau melewati hal-hal buruk dan sakit terlebih dahulu. Kita tidak akan pernah maju walaupun selangkah.

Guruku pernah bilang, bahwa walaupun selangkah kita melakukan kemajuan, walaupun dengan merangkak lambat seperti kura-kura, itu tetap sebuah kemajuan yang patut kita syukuri. Seperti teman-teman lain dikelas yang Allah anugerahkan pada mereka dengan cara yang berbeda, Guruku itu tidak suka berlomba dalamn mengajar, beliau ingin kita berjalan bersama dan saling membantu. Aku senang mendengar kata-kata pencair rasa egois itu. Dan itulah yang mesti kita pelajari lebih banyak didunia ini.

Sekali lagi, kesakitan itu mengajarkan kita lebih tentang cara untuk menaklukan dunia yang tidak mudah ini. Kesakitan itu mengajarkan kita untuk bersabar tentang bagaimana kita harus menjalani kehidupan dengan lebih bahagia. Kesakitan itu mengajarkan betapa indahnya kebahagiaan yang jarang sekali menghampiri kita. dan kesakitan itu mengajarkan pada kita tentang mengobati kesakitan itu sendiri. Percayalah pada diri sendiri. Majulah dengan keinginan sendiri. Karena menggantungkan kebahagiaan pada orang lain hanya akan menjatuhkan kebahagiaan kita pada suatu hari nanti yang tidak kita ketahui.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun