Mohon tunggu...
Haniffa Iffa
Haniffa Iffa Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor

"Mimpi adalah sebuah keyakinan kepada Tuhanmu, jika kau mempunyai keyakinan yang baik kepada Tuhanmu, maka kau akan bertemu dengan mimpimu." #Haniffa Iffa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Itu Nikmat, Jika Kita Tahu Cara Menikmatinya

12 April 2019   09:50 Diperbarui: 12 April 2019   10:34 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Menulis adalah cara saya untuk tetap menikmati hidup lebih lama." Cepi Ali Anwari  

Seperti halnya kopi, menulis pun nikmat, jika kita tahu cara menikmatinya. Seringkali yang membuat kita merasakan sulitnya menulis adalah memulainya, padahal menulis itu tidak terbatas. Apa saja bisa kita tulis. 

Semua bisa kita tuangkan dalam catatan-catatan pribadi kita, bisa berupa catatan di smartphone, bisa juga catatan di buku kecil. Jangan biarkan ide-ide indah hanya bersemayam dengan tenang di dalam pikiran kita. Biarkan mereka berkembang dan terus berkembang bersama dengan ide-ide yang lain.

Lalu bagaimana cara mengembangkan ide-ide tersebut? Nah, di sini poin utama yang harus kita ketahui. Tuangkan ide-ide manis itu dalam sebuah tulisan. Tulis saja, apapun yang bisa kita tulis. Jangan takut salah dalam menulis. Tulis, tulis, dan tulis. 

Hayati, nikmati. Rasakan indahnya merangkai kata demi kata, bait demi bait. Tak terasa, pasti akan menjadi sebuah artikel, puisi, bahkan cerpen. Jika kita sudah merasakan nikmatnya menulis, maka sehari saja kita tidak menulis sesuatu, maka akan terasa ada yang kurang.

Sedikit menoleh ke belakang tentang pelatihan menulis ketika saya duduk di bangku aliyah, saya ingat sekali kata-kata mentor saya waktu itu. "Apapun, yang penting tulis aja, tulis, tulis, dan tulis, ndak usah takut salah, ndak usah ngoreksi dulu, tulis aja dulu." 

Benar saja, dari sini saya banyak belajar. Ketika kita menulis, lalu mengoreksi lagi dari atas, maka tulisan tidak akan selesai-selesai. 

Biarkan ide-ide itu mengalir melalui alurnya. Jangan biarkan keinginan kita untuk perfect pada setiap kalimat menjadi penghalang untuk merangkai bait-bait indah tulisan kita.

Sekali lagi, menulis itu nikmat, jika kita tahu cara menikmatinya. Lalu bukankah setiap orang mempunyai cara yang tidak sama untuk menikmatinya? Iya, tentu saja. Lalu menulis yang seperti apa yang bisa membuat kita menjadi nikmat? Di sini tergantung pada minat kita untuk menulis apa. 

Setiap orang mempunyai minat yang tidak sama untuk menulis apa yang dia inginkan. Ada yang lebih suka menulis puisi, ada yang lebih menyukai cerpen, ada pula yang lebih berminat untuk menulis artikel, berita, ataupun esai.

Seperti halnya kopi yang punya banyak variasi pilihannya, menulis pun demikian. Kembangkan apa yang menjadi minat kita. 

Dengan demikian, apa yang awalnya sulit, seiring dengan berjalannya waktu, maka akan menjadi mudah. Jika sudah mudah, maka tentu akan menjadi kebiasaan untuk menulis, walaupun hanya sedikit demi sedikit. Berproses tentunya dari tidaklah mudah. 

Lihat saja anak kecil yang belajar untuk berjalan. Tentu melalui proses merangkak dan berkali-kali jatuh sebelum akhirnya bisa berjalan dengan baik, bahkan mampu untuk berlari.

Penulis-penulis hebat pun tentunya melalui proses panjang hingga pada akhirnya bisa menjadi tokoh besar yang menginspirasi banyak orang. Sebut saja JK. Rowling, sebelum Harry Potter diangkat ke layar lebar, berkali-kali dia ditolak oleh penerbit. 

Hal serupa juga dirasakan oleh Habiburrahman El-Shirazy, sebelum novelnya menjadi best seller dan juga difilmkan, Kang Abik, sapaan akrabnya, pernah ditolak penerbit lebih dari 5 kali. 

Bayangkan saja jika para penulis itu menyerah ketika karyanya ditolak, ide-ide luar biasa itu pasti tidak akan bisa menginspirasi kita hingga detik ini sebagai mahakarya yang akan tetap dikenang sepanjang masa.

"Patah hati adalah sumber inspirasi penulis dan hiburan bagi pembacanya." 

Christian Simamora

Pun demikian, pujangga pun banyak yang terlahir karena hatinya yang patah karena cinta. Sedikit berbagi pengalaman, beberapa waktu yang lalu ketika patah hati, entah mengapa, kutipan-kutipan seolah terangkai dengan sendirinya dalam benak saya. 

Menulis pun lebih mudah. Namun tentu saja isinya perihal sesuatu yang masih erat kaitannya perihal cinta, kekasih, move on, dan sulitnya untuk menemukan kembali pasangan. 

Lalu tiba-tiba saya berpikir, bagaimana seseorang bisa jatuh cinta dengan mudahnya, sementara saya, untuk melupakan satu orang pun, waktu dua tahun tidaklah cukup. Lalu apa sejatinya cinta itu?

Kembali pada menulis, sekali lagi yang harus kita lakukan adalah tidak berhenti pada satu titik, yakni stagnasi. Jika kita telah berhenti, maka memulainya kembali akan terasa sangat sulit. 

Seperti yang saya alami, sejenak memberikan jeda untuk tidak menulis dalam beberapa waktu, akhirnya menjadi sulit hanya untuk merangkai kata-kata. Karenanya, jangan biarkan jeda memberikan ruang bagi kita untuk memangkas ide-ide cemerlang yang ada di pikiran kita dan membuangnya secara percuma.

"Tulislah sesuatu yang mudah, yang dikuasai, dan yang sederhana."

Nailal fahmi

Sesuatu yang mudah, setiap orang tentu punya sudut pandang yang berbeda dalam memandang sesuatu. Karenanya, bisa jadi yang kita anggap mudah, akan terasa sulit bagi orang lain. Bisa jadi pula, yang kita anggap sulit, akan terasa mudah bagi orang lain. 

Langkah awal yang paling penting adalah kita harus bisa mengenali diri kita sendiri. Tidak mudah terbawa derasnya arus dan tetap konsisten pada diri kita sendiri. 

Selain mudah, kita pun juga harus menguasainya. Seperti halnya menulis artikel, yang harus kita kuasai adalah bagaimana kita menyajikan sebuah pandangan yang menarik tentang sesuatu, merangkai kata-kata seindah mungkin agar pembaca tidak merasa jenuh dan bosan ketika membaca tulisan kita. 

Bagaimana membuat pembaca merasakan nikmatnya membaca tulisan kita. Namun yang paling penting adalah bagaimana membuat kita merasakan nikmatnya menghasilkan sebuah karya tulis yang bisa menginspirasi banyak orang.

Jakarta, 12 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun