Kembali pada menulis, sekali lagi yang harus kita lakukan adalah tidak berhenti pada satu titik, yakni stagnasi. Jika kita telah berhenti, maka memulainya kembali akan terasa sangat sulit.Â
Seperti yang saya alami, sejenak memberikan jeda untuk tidak menulis dalam beberapa waktu, akhirnya menjadi sulit hanya untuk merangkai kata-kata. Karenanya, jangan biarkan jeda memberikan ruang bagi kita untuk memangkas ide-ide cemerlang yang ada di pikiran kita dan membuangnya secara percuma.
"Tulislah sesuatu yang mudah, yang dikuasai, dan yang sederhana."
Nailal fahmi
Sesuatu yang mudah, setiap orang tentu punya sudut pandang yang berbeda dalam memandang sesuatu. Karenanya, bisa jadi yang kita anggap mudah, akan terasa sulit bagi orang lain. Bisa jadi pula, yang kita anggap sulit, akan terasa mudah bagi orang lain.Â
Langkah awal yang paling penting adalah kita harus bisa mengenali diri kita sendiri. Tidak mudah terbawa derasnya arus dan tetap konsisten pada diri kita sendiri.Â
Selain mudah, kita pun juga harus menguasainya. Seperti halnya menulis artikel, yang harus kita kuasai adalah bagaimana kita menyajikan sebuah pandangan yang menarik tentang sesuatu, merangkai kata-kata seindah mungkin agar pembaca tidak merasa jenuh dan bosan ketika membaca tulisan kita.Â
Bagaimana membuat pembaca merasakan nikmatnya membaca tulisan kita. Namun yang paling penting adalah bagaimana membuat kita merasakan nikmatnya menghasilkan sebuah karya tulis yang bisa menginspirasi banyak orang.
Jakarta, 12 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H