Mohon tunggu...
Haniffa Iffa
Haniffa Iffa Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor

"Mimpi adalah sebuah keyakinan kepada Tuhanmu, jika kau mempunyai keyakinan yang baik kepada Tuhanmu, maka kau akan bertemu dengan mimpimu." #Haniffa Iffa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Sampai Pilpres Menjadi Pemicu Perang Saudara

28 Desember 2018   23:07 Diperbarui: 28 Desember 2018   23:17 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: gelora.co

Beberapa bulan lagi, pesta demokrasi akan dimulai. Perhelatan akbar untuk pemlihan presiden dan calon presiden menjadi pembicaraan yang seolah tiada habisnya. Masing-masing kubu mempunyai amunisi yang berbeda untuk mempertahankan keyakinannya.

Hal inilah yang terkadang menimbulkan debat yang tidak berujung, karena hakikatnya manusia tidak bisa dipaksakan untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya.

Setiap manusia tentu ingin mempertahankan apa yang diyakininya. Memaksakan hal-hal yang tidak disukai orang lain hanya akan merusak sebuah pertemanan. Jangan sampai karena perbedaan pendapat dalam memilih calon presiden dan calon wakil presiden menimbulkan perpecahan atau bahkan perang antar saudara. Kita harus bisa legowo siapapun yang kelak akan menjadi pemimpin.

Lebih baik kita saling mendukung antar sesama daripada keras kepala memaksakan kehendak kita kepada orang lain. Alangkah baiknya jika tidak saling menyalahkan pilihan sesama. Biarlah mereka memilih siapapun yang dikehendakinya. Tidak perlu saling menjelek-jelekkan atau bahkan merendahkan masing-masing kubu. Bukankah hal ini hanya akan menimbulkan perpecahan?

Sekali lagi, jangan sampai pemilihan tahun 2019 ini menjadi pemicu perabg saudara. Bung Karno, Bung Hatta serta para pahlawan telah bersusah payah memperjuangkan kemerdekaan bumi pertiwi ini. Jika kita sebagai warga negaranya saja hanya melakukan debat, debat, dan debat hingga menimbulkan perpecahan, lantas bagaimana salam hormat kita kepada beliau yang telah mempertaruhkan hidupnya demi negara gemah ripah loh jinawi ini?

Pilihan boleh berbeda, namun kepedulian, kepercayaan, serta kebersamaan antar sesama jangan sampai pudar. Kita adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup seorang diri. Jika kita memusuhi orang lain hanya karena berbeda pendapat, lalu bagaimana kelak jika kita membutuhkan bantuan dari mereka? Sifat angkuh dan keras kepala inilah yang seharusnya kita lebur dari dalam diri kita. Jika perbedaan pendapat bisa tetap berlaku baik antar sesama, lantas mengapa harus saling bermusuhan? Wallahu a'lam bisshowab.

Tangerang Selatan, 28 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun