[caption id="attachment_83191" align="aligncenter" width="461" caption="Jalan setapak menuju puncak"][/caption]
Hari ke 2 di Sidowayah…
Udara di kaki gunung rajegwesi tak nampak panas dan dingin pula, angin sepoi-sepoi menghampiri dewa dan zwan yang sedang asik duduk di ranjang yang berada di depan rumah mbah katirah. Dewa masih dengan sarungnya yang menempel dibadannya dan zwan dengan selimut dan masih mendengkur disamping dewa.Di depan rumah mbah katirah ada banyak tumbuhan pohon jeruk dan beberapa pohon jati dan mangga. Tak selang lama mbah katirah muncul dengan membawa kopi hangatkhas Sidowayah.
“Mbak HM, monggo diunjuk kopine…(Mbak HM, monggo dimunum kopinya)”
“Iya mbah, ndak usah repot-repot…..”
“Mboten, lha wong sudah biasa lo mbak HM ini kok malu-malu…” ujarnya sambil memegang pundah Zwan
Di sidowayah, kopinya cukup unik. Setiap pagi selalu ada kopi dan the hangat, sedikit ada campuran jagung tapi tetap nikmat di lidah. Heummmm, maknyus pemirsha…!!!!!
Setelah menikmati kopi buatan mbah katirah zwan dan dewa di suguhkan dengan sarapan yang lain daripada yang lain. Ya, Nasi TIWUL….terbuat dari singkong, kebetulan di desa sidowayah makanan khasnya adalah nasi tiwul, ditemani dengan sayur campur yang super pedas, dan tak lupa tempe tepung lebar yang khas diponorogo ini.
“Apa itu zwan,,..????” ujar dewa sambil menunjuk tiwul yang di tempatkan di wadah nasi
“Itu nasi tiwul, dari singkong wa…pernah dengar ndak???”
“Pernah sih tapi baru tau gini bentuknya,,,aneh,”
“Hahahahaha,,ayo di makan wa, dah laper neh….dijamin ketagihan” ujar zwan sambil memberikan piring ke dewa
Setelah menikmati sarapan ala sidowayah, dewa dan zwanpun melanjutkan perjalanan ke gunung rajegwesi…di temani kang misni, merekapun berjalan menuju puncak gunung rajegwesi, meskipun beberapa kali sempat berhenti lantaran capek dan perjalanannya cukup tajam naik ke puncak gunung, jalannya hanya setapak dan harus berhati-hati. Setelah 3 jam perjalanan ke puncak rajegwesi. Merekapun akhirnya menikmati sensasi puncak gunung rajegwesi…
“Wow,,,,,Indah zwannnnnnnnnnnnnn………….” Teriak dewa sambil merentangkan tangan
“Nyesel ndak..????????”
“Nggak bakal nyesel seumur hidup aku zwan……..”
“Itu desa sidowayah….di sebelah sana itu sudah kota pacitan, …” cerita zwan sambil sesekali menununjuk
1 jam sudah mereka habiskan waktu di puncak rajegwesi, menjelang sore merekapun bergegas turun gunung. 2,5 jam perjalanan mereka habiskan di hutan yang masih alami, sesekali mereka berhenti dan menikmati “warung jalan”, yaitu warung yang menjajakan jajanannya di dalam hutan, tidak menggunakan tenda tapi penjaja tersebut berjalan menjajakan jajanannya.
Sesampainnya di rumah mbah katirah tiba-tiba dewa merengek, ditangannya terdapat banyak duri halus. Dan zwanpun langsung mengambil duri-duri tersebut. Zwan lupa tidak membawa kaos tangan, saat ingin mendaki ke gunung rajeg wesi. Alhasil tangan dipenuhi duri-duri halus yang cukup sakit ditangan.
Sore harinya zwan dan dewa pamit undur diri dan segera kembali ke desanya, tak lupa mbah katirah membawakan oleh-oleh berupa nasi tiwul yang belum matang dan kopi, kang misni membawakan sebungkus singkong yang baru ia panen dari hasil ladangnya, mbok sikem dan kang tukijan membawakan jeruk satu karung besar dari hasilpanen tadi pagi.
“Waduh zwan…gimana bawanya????” ujar dewa sambil bingung melihat oleh-oleh yang mau tidak mau harus dibawa pulang ke rangkat
“Hahaha….aku juga bingung wa”
“Nggak papa zwan…sekali-kali kita bawain oleh-oleh buat warga rangkat”
“Iya wa, tiwul buat mommy skeluarga….jeruk buat jeng pemi,ve,kak dwee,nyimas,miss rochma,penunggu masjid, sama yang lain….kopi buat mas budi n the geng,para pemuda rangkat yang hobi nyeduh kopi…oh iya, bunga edelwis buat uleng..rela naik pohon yang mentiung khusus buat dia wa, biar ndak ngambek hehehe,,,”
“Untung zwan dibawain oleh-oleh banyak xixixix”bisik dewa ditelinga zwan
Setelah melihat bawaannya yang 3 karung lebih, merekapun memutuskan untuk memesan travel langsungke desa rangkat. Merekapun akhirnya berpamitan dan meninggalkan desa sidowayah pukul 17.12.
1 hari sudah mereka habiskan di sidowayah, cukup banyak kenangan terutama bagi dewa yang baru kali ini mbolang bersama zwan. Cukup menguras tenaga, tempat yang aneh tapi cukup mengena di hati dewa, pengalaman yang menyenangkan, banyak sekali pelajaran hidup[ yang ia peroleh di desa tersebut. Ya, desa sidowayah yang terletak di kaki gunung rajegwesi…..
“Gimana wa...??? Capek…???” Tanya zwan sambil memandang dewa,
“Aku nggak akan lupa perjalanan kali ini zwan…makasih ya, sudah bersedia mengajakku mbolang ke tempat yang….emmmmm,cukup menyenangkan” ujar dewa sesekali memandang lurus depan
“Iya wa, sama-sama...kearifan lokal yang masih tertata rapi disana, kesejukan dan keramah tamahan warganya, serta kesederhanaan yang masih kuat disana”
“Kembalilagi ke rangkat,,,,,” uajr dewa sambil menghela nafas panjang
“Yukkkkk…..nanam singkong yuk???hahahaha…”
“Dasar Tiwul hehehe….inget tiwul jadi inget wajahmu zwan hehehe” ledel dewa
“Itulah kami sebut desa sidowayah dengan sebuatan Negeri di atas awan…..” ujar zwan mengakhiri perjalanannya…..
“Sebutan yang bagus zwan,,,,makasih ya zwannn…..” Peluk dewa spontan
“Uhuk-uhuk….hadueh wa, iya sama-sama…..”
“Rangkat, We are coming…………….”
[caption id="attachment_83192" align="aligncenter" width="1024" caption="Dari puncak gunung rajegwesi"]
Just remembering…….
Malang, 15 Januari 2011. at 9.45 am
With love…Hanan mazaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H