Mohon tunggu...
Hanna Zwan
Hanna Zwan Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Merangkat] Ketika Rindu Menyapa

3 Februari 2012   09:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_160064" align="aligncenter" width="300" caption="google.com"][/caption]

Berawal dari rasa rindu pada teman, sahabat mayaku yang dulu sering merangkai kata bersama, melantunkan syair berdua...dan,entah sudah berapa bulan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Akhirnya akupun sengaja memancingnya dengan sebuah kalimat,lalu kamipun mulai bermain kata-kata...

***

Bunga mawar melayu,itu bertanda aku merindukanmu...

Begitupula adanya dengan anggrek yang daunnya gugur satu demi satu Bak hatiku yang selalu merindu, setiap detik hatiku tertuju padamu Aahhh...Rindu... Perlahan kulafalkan kata itu, tak hendak merayu hanya berusaha jujur pada hatiku Melambai auramu dilubuk hatiku, hanya sosokmu yang selalu kurindu Andai...angin mampu membawaku terbang, inginku menarikmu hingga melebihi langit ke tujuh

***

Dan, tiba-tiba saja Kang Inin datang...

Bukannn, bukan mau ikutannn..Sekedar duduk manis, menikmati pujian...

***

Dan, kamipun berlanjut...ditemani Kang inin dengan pisang gorengnya...

Dan disini kuterduduk menahan rasa, pada sebuah senja kuteriakkan namamu Yaa... Hanya satu kata itu yang selalu bersemayam diotakku, kamu... Kamu, kamu, kamu, dan kamu..... Ya, utuh satu kata yang selalu membuat hatiku bergejolak.. kamu, Senjapun melambai, menghantarku pada ujung hari Dan kupun masih saja menggoreskan namamu di bebatuan pinggir pantai Hendak ku meninggalkan jejak pada senja indah, urung ku beranjak Mengadahku pada lembayung Senja... Mampukah kau baca hatiku yang selalu merindu??? Dan disudut sana adakah dia pun rasa Ɣªñĝ sama dgnku?? Masih tak mampu ku beranjak, karena hanya pada senja yang merona jingga sosokmu utuh terlukis Tidurku tak nyenyak karena terpaut rindu Adakah rindu di dalam hatimu, seperti diriku merindukanmu Entah, akankah desiran angin mampu menyampaikan buih-buih rinduku padamu?? Ukiran namamu di pasirpun tak lagi membekas, hanya deburan ombak kecil yang mampu menghapusnya, Tapi tahukah kamu??mawar beduri indah berseri,aku berdiri mendekap hatimu disini Dan saat desiran ombak menghapus namamu, aku msh disini mendekap hatimu Sekuat aku mendekapnya dulu saat pertama kali Berharap tak terlepas hingga kembali bertemu senja esok hari dan hingga pd suatu senja saat kau kembali Ku tak tau harus bagaimana untuk raba mimpi atau nyata dan bedakan rasa dan suasana dalam sayang atau cinta yang sebenarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun