Mohon tunggu...
Hamry Gusman
Hamry Gusman Mohon Tunggu... Motivator dan Penulis Buku Motivasi -

Motivator Revolusi Mental

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Hubungannya Gojek dengan Revolusi Mental?

25 Desember 2015   14:21 Diperbarui: 25 Desember 2015   14:56 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya ingin mengajak Anda untuk menyelami kedahsyatan Gojek yang fenomenal, yang mampu menembus pakem  yang selama ini berlaku di dunia transportasi dan perhubungan Indonesia. Ditengah semakin menjulangnya nama Gojek sebagai pionir ojek online yang dirasa sangat membantu masyarakat untuk menembus kemacetan di kota–kota besar yang kian parah, tiba – tiba pada Kamis 17 Desember 2015, keluarlah keputusan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, yang resmi melarang aktivitas ojek online, termasuk Gojek. Alasan utama pelarangannya, karena ojek online tidak memenuhi standar persyaratan keselamatan sebagaimana umumnya kendaraan umum yang memiliki roda tiga dan empat.

Namun untungnya masih di hari yang sama, Presiden Jokowi segera meminta Menhub Jonan untuk menganulir pelarangan terhadap aktivitas ojek online tersebut, dan “selamatlah” layanan ojek yang didirikan sejak 2010 oleh Nadiem Makariem tersebut.

Salah satu esensi Gerakan Nasional Revolusi Mental adalah “bersikap objektif” serta “fokus pada solusi, bukan fokus pada masalah”. Dalam menjalankan Good Governance di setiap Kementerian/Lembaga, hendaknya setiap Menteri/Kepala Lembaga harus mengedepankan esensi tersebut, dalam hal ini Kemenhub seharusnya bisa lebih objektif dalam melihat realita, bahwa hingga kini moda transportasi massal belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, ditambah problem kemacetan semakin menjadi momok bagi masyarakat, maka tak heran jika jumlah pengunduh aplikasi Gojek mencapai 2 juta orang dan driver Gojek berjumlah 200 ribu orang se Indonesia,  100 ribu diantaranya beroperasi di Jakarta.

Kemenhub justru dapat merangkul Gojek dan ojek online lainnya dalam merumuskan peraturan mengenai keselamatan dan standarisasi transportasi umum roda dua, karena terbukti mereka bisa menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan, untuk mendapatkan sarana transportasi yang lebih cepat dan murah, berarti secara tidak langsung, kehadiran Gojek dan kawan – kawan sudah “membantu” Pemerintah dalam hal mengatasi kebutuhan masyarakat dibidang transportasi umum.

Lalu Pemerintah juga harus objektif dalam melihat realita ; jika estimasi rata – rata penghasilan bersih seorang driver Gojek sebesar Rp 150 rb per hari x 26 hari  = Rp 3,9 juta per bulan ! (diatas UMR 3,1 jt) dan jika setiap driver menghidupi dua (2) anggota keluarganya, maka sungguh Gojek telah membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan 600 ribu orang penduduknya.

  • Bagaimanakah komitmen Pemerintah dalam mendukung percepatan ekonomi kreatif  jika putra bangsa yang memiliki inovasi transportasi justru tidak diberi ruang ?
  • Bagaimanakah komitmen Pemerintah dalam mendukung ekonomi kerakyatan jika 600 ribu rakyatnya yang mendapatkan peningkatan kesejahteraan, justru tidak didukung ?
  • Bagaimanakah komitmen Pemerintah dalam menerapkan Revolusi Mental, jika masih ada kebijakannya yang kurang pro rakyat ?

Tujuan dari Revolusi Mental adalah merubah paradigma lama yang “terjebak” dalam pakem birokratis model lama atau cara berpikir panjang, rumit, dan fokus pada masalah, menjadi paradigma baru yang simple, kreatif, dan fokus pada solusi, sehingga bisa membentangkan karpet merah bagi setiap rakyat yang datang mengadu dengan 1.001 permasalahannya, terutama urusan “perut”.

Revolusi Mental bertujuan menjadikan Indonesia Hebat, bukan Indonesia Kerdil. Indonesia yang memiliki kekayaan SDA dan SDM yang luar biasa, selama 3,5 abad lebih telah ditindas habis - habisan oleh penjajah, sehingga membuat kita seolah “tidak sadar” akan kekayaan potensi SDA dan SDM tersebut. Ya, kita telah dikerdilkan oleh para penjajah, melalui berbagai politik adu domba, saling fitnah, tindas, jegal, pasung, dan saling serang satu sama lain. Maka demi tercapainya cita - cita Indonesia Hebat, janganlah ada lagi tindakan yang bisa memasung kreatifitas dan perekonomian anak bangsa. Kita sudah sangat lelah dan bosan dengan derita alam penjajahan di masa lalu.  

Mari bergandengan tangan dan saling berangkulan, pecahkanlah semua permasalahan dengan penuh rasa kekeluargaan dan gotong – royong. Buktikanlah pada bangsa lain bahwa kita kuat, kita solid, kita kompak, kita mandiri, dan kita hebat !

 

Salam Revolusi Mental !

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun