Mohon tunggu...
ojha green_black
ojha green_black Mohon Tunggu... -

rindu akan perubahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Digdaya Hati

20 Juli 2011   07:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

serentak jiwa tak tenang, meresah ketika kembali mengenang dirinya dalam suatu relung menghantarkan menuju persemayaman dua jiwa yang menyatu. nalar yang sulit tuk menyelaraskan antara perasaan yang terus mengerutkan fikiran dan jiwa yang letih kini mengusap diri yang tak mampu menyelam dalam kondisi yang semakin terpenjara dalam kedigdayaan hati. nurani yang menyapa kemana lagi arah yang kau tentukan ketika seluruh hatimu telah kau tautkan pada wanita yang kini jauh dalam penglihatnmu, tak mampu lagi kau temui dan berdua bersamanya. perjalanan hidup semakin berat kedigdayaan kian merasuk dan kembali menyeruak di tengah perjuangan tuk memahmi dunia. yang telah lama kian merasuk ke dalam nalarku yang hanya mampu bersekutu dengan bayangannya..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun