Mohon tunggu...
Gibrastr R T
Gibrastr R T Mohon Tunggu... -

Bila buruk beri saya kritik...\r\nBila baik kasih saya saran...\r\nBila sedang-sedang saja sumbangkan saya masukan...\r\nTolong ya? Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adikku Senangkah Kau Kini??

24 Agustus 2011   19:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat-saat Ramadhan seperti ini selalu teringat beberapa tahun silam. Saat itu, betapa bahagianya kami menyambut Raja-nya bulan ini. Saat ini pun, aku masih merasa bahagia dapat bercumbu kembali dengan bulan ini. Tapi rasanya hati ini tidak sebahagia saat kecil dulu ketika usiaku belum mencapai belasan tahun. Ku diskusikan hal ini pada teman-temanku, mereka merasakan hal sama denganku. Dan ketika aku bertanya pada orang tuaku dengan singkatnya ia menjawab "Waktu masih kecil gudangnya masih penuh ama rasa senang, kalo udah gede isi gudangnya sudah habis", mungkin isi gudang itu memang benar-benar telah habis, dan mungkin habis karena sengaja dibuang, sebab teori, logika dan ambisi mendesak masuk kedalam gudang itu. Dahulu ketika masih SD, di Bulan Ramadhan seperti ini, biasanya aku dan temanku pergi ke lapang rumput di depan rumah, lapangan yang tidak terlalu besar. Namun rasanya, sangat senang sekali bermain-main di lapangan ini. Setidaknya kami bisa ngabuburit dengan bermain bola, karet, dan petak umpet di Lapangan ini, belum lagi biasanya kami selalu bermain "RUMAH SAKIT-RUMAH SAKITAN", dimana seseorang berperan sebagai pasien, lalu yang lain sebagai pencari tanaman obatnya, tak lain tanaman itu adalah tanaman liar yang tumbuh dilapang, lalu kami membuat ramuannya dengan cara menumbuk dan mencapurnya dengan air dan tanaman lain, bahkan terkadang dengan serangga. Sungguh masa-masa itu, penuh warna dengan corak imajinasi yang sangat kaya. Petang hampir datang, kami masih saja bermain. Kami menelisik setiap helai daun dan rumput juga tanah dilapang. Kami mencari serangga. Jangkrik, Kutu tanaman, Belalang, belalang sembah dan kukuyaan batok (saya lupa bahasa Indonesia nya), adalah jenis serangga yang paling sering kami dapatkan. Setelah kami dapat serangga, kami menampungnya bersama dalam sebuah drum yang atasnya ditutupi plastik transparan berlubang. Biasanya saat idul fitri kami melepas ratusan serangga yang sudah kami kumpulkan sejak awal Ramadhan, saat itu betapa senang dan bahagianya kami, melihat serangga-serangga kembali bebas. Saat waktu tarawih tiba, kami saling menjemput untuk bergegas pergi kemasjid, indahnya malam dengan suasana demikian. Sepulang tarawih, kami berkumpul untuk sekedar bercengkarama atau membuat sebuah rencana yang akan dilakukan esok hari bersama-sama. Berbeda setelah beberapa tahun kedepan, kebetulan aku memiliki tetaangga yang memiliki anak usianya belum mencapai 13belas tahun, ternyata dia dan temannya tidak sepertiku dahulu, kini mereka lebih sering menghabiskan waktu mereka didepan televisi, dan Internet, tak jarang seharian mereka bermain HP. Aktivitas diluar rumah menjadi sangat jarang, padahal ini adalah bulan Ramadhan. Saat aku melintasi Warnet, terkejutnya aku usia cilik-cilik sedang asyik bermain game online, dan beberapa diantaranya main PS dengan permainan yang penuh dengan adegan kekerasan. Tidak bisa disangkal, permainan modern menjadi tempat mereka mencurahkan hasrat bermainnya, dan imbasnya dimana permainan yang dilakukan 'luar-rumah' menjadi kurang peminat. Padahal permainan diluar rumah memiliki manfaat yang cukup baik bagi psikologis anak. Tak dapat disangkal, lahan luas yang seharusnya menjadi tempat mereka tertawa dan berlari, TIDAK ADA. Lapangan tempat ku bermain dahulu, telah berubah menjadi sebuah bangunan, tak ada lagi lapangan hijau yang mau menampung khayalan anak anak lagi. Semoga benih-benih bangsa ini yaitu anak-anak tetap dapat memetik sekedar rasa puas dan senang dari permainan modern saat ini. Dan juga mereka dapat mendapatkan keuntungan seluas-luasnya bagi masa depan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun