Mohon tunggu...
ginanjar yulianto
ginanjar yulianto Mohon Tunggu... -

mahasiswa teknik mesin Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Akal-akalan Petani Karet saat Mengolah Lateks

24 Mei 2011   14:45 Diperbarui: 4 April 2017   17:07 24035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Salah satu kegiatan pekerjaan petani karet yaitu membekukan lateks atau getah karet cair usai penyadapan menjadi cetakan bekuan lateks untuk dijual ke pengepul atau agen pembeli karet. Lateks atau getah karet memang sangat sensitif dengan zat kimia yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Pada proses ini lateks akan membeku setelah 40 menit (karet_sit_asap@Wikipedia bahasa Indonesia). Tidak hanya asam semut yang digunakan para petani karet, biasanya petani menggunakan tawas dan pupuk TSP yang dilarutkan dengan air. Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak atau dalam mangkukdengan menambahkan zatkoagulan tersebut.

Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan yang bersih dan kuat. Dari sinilah sebagian petani karet memanipulasi pembekuan lateks, maksud dari manipulasi ini yaitu mempertahankan air yang terkandung dalam lateks beku agar saat lateks beku dijual masih berbobot.

Melihat sesungguhnya pada kegiatan pekerjaan petani karet, faktanya sebagian para petani karet pembekuan lateks dimanfaatkan untuk tindakan-tindakan yang memang menyimpang dari prosedur pembekuan lateks. Contohnya saat pencampuran lateks dengan zat asam petani karet ini biasanya mencampur bahan-bahan lain. Penambahan bahan tersebut tentu tidak secara langsung mencampur lateks dengan bahan yang berbobot (batu, sampah, tatal dan lain-lain) saat pengolahan. Namun ada beberapa bahan organik selain zat koagulan yang ditambahkankarena menguntungkan dan manjadi akal-akalan petani karet. Melihat sedikit dari pekerjaan petani karet ini berdasarkan pengalaman, bahan-bahan itu adalah:

·Buah Mengkudu

Cara penggunaannya yaitu dipilih buah yang sudah matang atau hampir membusuk kemudian diletakkan pada saringan lalu diremas (diambil sarinya) dicampur dengan larutan asam semut dan air. Petani karet ini percaya bahwa buah mengkudu ini dapat mempercepat pembekuan dan menutup pori-pori lateks beku sehingga menahan air keluar atau menjaga penyusutan sementara, maka saat menjual ke agen masih banyak air yang terkandung didalam lateks beku dan menguntungkan bagi petani ini saat ditimbang

·Umbi Gadung

Cara penggunaannya sama dengan buah Mengudu, umbi Gadung dihaluskan kemudian diperas dan disaring (diambil sarinya) serta dicampur dengan larutan asam semut dan air. Petani karet mencampurkan bahan ini merasakan bahwa hasil bekuan lateks lebih keras dibandingkan dengan hasil bekuan lateks hanya dengan larutan asam semut. Menurut petani karet ini pembekuan lateks mencampurkan bahan ini sangat singkat kurang lebih 30 detik lateks menjadi beku.

·Daun pohon Mentru dan daun pohon Sempu

Pohon mentru petani menyebutnya mentru lada / mentru sengir (daerah Sumatera) daun yang digunakan baik tua atau daun muda. Para petani karet mengatakan bahwa daun ini dapat digunakan untuk pembekuan lateks tanpa harus menggunakan asam semut. Cara penggunaannya yaitu dengan cara ditumbuk halus kemudian diperas sambil disaring (diambil sarinya) serta ditambahkan dengan air. Begitu pula pada penggunaan daun sempu, cara penggunaannya sama dengan daun mentru. Petani juga mengatakan bahwa tidak seperti dedaunan pada umumnya, kedua daun ini jika diambil sarinya tidak berwarna hijau dan tidak mempengaruhi warna bekuan lateks. Namun keberadaan pohon ini sudah langka, petani harus mencari di dalam hutan dan penggunaannya relatif lama maka dedaunan ini jarang digunakan serta hanya sebagai cadangan asam semut.

Ada alasan tertentu mengapa para petani karet ini melakukan hal tersebut. Alasan utama saat menggunakan bahan campuran terutama buah mengkudu dan umbi gadung yaitu selain petani ini beranggapan bahwa bahan ini mampu menjaga bobot lateks juga mempercepat pembekuan semisal saat hujan melanda, dari pada menambah dosis asam semut lebih hemat mencampur bahan-bahan tersebut. Alasan yang lain yaitu hanya ikut-ikutan karena bukan sebuah rahasia.

Namun hal ini muncul pertanyaan, apakah halal atau tidak petani karet ini mencampurkan bahan tersebut.? Menurut pak Edi Harianto selaku agen pembeli lateks dari petani, mengatakan “sebenarnya boleh-boleh saja penggunaan umbi gadung, buah mengkudu, daun mentru, dan daun sempu sebagai campuran untuk membekukan lateks, karena semua bahan itu merupakan hasil alam dan yang digunakan hanyalah inti sarinya saja, lain halnya jika yang dicampur itu ampasnya atau kotoran sebagai pemberat tentu dilarang” ujarnya.

Semoga dengan tulisan ini dapat menambah wawasan kepada pembaca. Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun