Mohon tunggu...
Ganita Rizki
Ganita Rizki Mohon Tunggu... -

Enjoy,, Ganbatte Kudasai,,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

JANGAN LUPAKAN AKU SOBAT

19 November 2014   07:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit cerah menghiasi sore itu, dua orang anak berumur sekitar tiga belas tahun berjalan di jalan setapak. Mereka sering berjalan pulang melewati jalan setapak berdua. Mereka tidak satu kelas, tetapi mereka bersekolah di sekolah yang sama, SMP Sukahati itulah namanya. Salah satu diantara mereka bernama Soleh dan satunya bernama Rudi, mereka berdua bersahabat. Berjalan menyusuri jalan setapak diiringi suara binatang malam yang mulai bermunculan, dengan naungan langit yang mulai meredup. Mereka mempercepat langkah sebelum malam menjelang. Setelah sampai di rumah mereka membereskan tas mereka dan berganti baju, lalu bagi Soleh ia melaksanakan solat, makan, dan bersiap untuk belajar. Sedangkan bagi Rudi ia makan, mandi, juga bersiap-siap untuk belajar. Rumah mereka berhadap-hadapan, tidak jarang mereka belajar bersama-sama.

Sahabat mereka artikan sebagai suatu hubungan indah yang terjalin dengan kasih sayang, pengertian, dan toleransi. Walaupun mereka berbeda agama, mereka saling melengkapi satu sama lain. Kadang arti sahabat didefinisikan dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi tetap sahabat adalah sahabat, takkan pernah ada duanya. Sahabat ada dalam hubungan suami-istri, sesama teman, adik-kakak, dan yang lainnya. Hubungan yang dijalin seperti merajut pakaian, sedikit demi sedikit tapi pasti.

Soleh memiliki orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan, jadilah Soleh anak yang berbakti pada orang tua, dan Rudi adalah anak yang mendapat keberuntungan, mengapa? Karena di tengah kemelut perseteruan orang tuanya, ia dapat tumbuh menjadi anak pintar yang taat terhadap agamanya. Orang tua Rudi sudah tidak akur sejak lama, tetapi ia tetap bertahan dalam kerasnya hidup. Hidup yang penuh luka dan duka, ia tetap konsisten dengan kehidupannya, bertahan hidup demi melanjutkan hidupnya dan hidupnya sendiri. Dua orang sahabat ini selalu berbagi dalam segala hal, sampai pada suatu saat Soleh harus melanjutkan sekolah ke negri pyramid untuk melanjutkan pembelajaran tentang studi agamanya. Sedangkan Rudi walaupun ia memiliki otak yang mumpuni, ia tetap harus membiayai adik-adiknya sampai dapat mengenyam pendidikan sekolah.

Walaupun jarak memisahkan, mereka tetap berkomunikasi. Jauh di mata dekat di hati, begitulah istilah yang sering kita dengar. Persahabatan yang penuh dengan kesetiaan. Masing-masing memberi cerita pada sejarah hidup mereka masing-masing. Cinta yang tak akan pernah pudar dengan perbedaan yang mereka miliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun