Mohon tunggu...
Muhammad Fuad Fauzi Al-Jauziyyah
Muhammad Fuad Fauzi Al-Jauziyyah Mohon Tunggu... -

Menulis adalah Ibadah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cara Kaya Ala Al-Quran

8 Januari 2013   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:22 2563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Miskin Apakah dari SonohNya??

Saya miskin memang sudah dari sonoh-Nya. Mungkin itulah bahas orang kite yang menyalahi keadaannya saat ini. Sudah dari Sonoh-Nya, seolah-olah dibatasinya rejeki seseorang itu karena Allah telah menggariskan hidupnya sebagai orang miskin.

Tapi itulah manusia, mengeluh dan menyalahi nasib sudah menjadi salah satu tabiatnya. Bahkan yang lebih parah, manusia sudah merasa putus asa dalam menjalani hidup ini. Itu tentu, bisa dikatakan sudah putus dari rahmat Allah dan menjadi salah satu dosa besar.

Perkataan Allah yang sangat populer ditelinga kita, sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang jika orang tersebut tidak mau merubahnya. Ini menunjukan, ada keterlibatan manusia dalam menentukan jalan hidupnya di dunia ini, pilih miskin atau kaya.

Tapi tidak sedikit juga manusia yang kerja keras puluhan tahun, banting tulang, peras keringat tapi toh kehidupannya tidak membaik. Seperti itu-itu saja, miskin. Sederhana saja sudah Alhamdulillah.

Saya punya kenalan, seorang pria yang merintis karirnya sebagai seorang koki di rumah makan. Ia merintis karirnya itu sejak tahun 1983. sudah hampir 29 tahun merintis karir sebagai koki, ia masih bekerja dengan orang lain.

Memang gaji yang diterimanya bisa dibilang lumayan. Honor dari kerja di rumah makan Rp 5 juta/bulan. Tapi toh, sahabat saya ini merasa kurang berkecukupan. Bahkan, ketika saya menceritakan kepadanya, ada seorang juragan yang memiliki tempat yang besar dan ingin membuka usaha kuliner, sahabat saya ini malah ingin pindah bekerja ke juragan tersebut, tentunya dengan gaji yang lebih besar.

Tapi dalam benak saya, kok sudah merintis karir 29 tahun masih bekerja sama orang lain. Padahal usia seperti itu, harusnya sudah memiliki restoran sendiri, punya karyawan.

Seperti sahabat saya, seorang Cina Benteng asal Lampung yang merintis karirnya dari seorang tukang cuci piring. Saat ini dia sudah memiliki beberapa cabang besar rumah makan dengan mempekerjakan puluhan karyawan.

Dia hanya merintis karirnya dari seorang pekerja kurang lebih sepuluh tahun. Dan lima belas tahun kemudian sudah memiliki restoran besar yang bisa dibilang kelas pelanggannya dari kalangan elit.

Ya bayangkan, makan disitu dengan satu porsi bisa mencapai Rp 200 ribuan. Meski begitu, saya melihat pelanggannya cukup banyak. Tiap hari hampir selalu penuh.

Memang jalan hidup orang itu berbeda-beda. Hidup tidak asik juga jika dunia ini dihuni oleh orang-orang kaya. Ada miskin dan ada kaya, ada kesuksesan dan ada kegagalan.

Tapi semua itu tergantung dari pilihan manusia sendiri. Eit tunggu dulu, gw udah kerja keras nih, banting tulang. Ya gw kerja di perusahaan orang juga sama juga kerja keras untuk merubah hidup, tapi kok tetap begini-begini aja. Kenapa ayo?

Tentu, kalau kita menjawabnya dari kalam Allah, kehidupan ente begitu-gitu aja karena ente gak mau berbagai dengan orang lain. Ente cenderung hanya berpikir bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.

Rnte hanya bisanya menyenangkan orang-orang dari keluarga ente saja dan orang lain yang tidak memiliki hubungan darah tidak disenangi. Seperti pakir miskin, anak yatim, janda, pati jompo, pengemis dan lainnya.

Sesungguhnya, Allah SWT tidak menginginkan manusia dalam keadaan fakir atau rezekinya dibatasi. Tetapi manusianya sendiri yang membatasi rejekinya agar diberikan rezeki yang mencukupi bahkan lebih dari Allah.

Lihat firman Allah dalam surat Fajr ayat 16 yang artinya : Adapun bila Tuhannya mengujinya lalau membatasi Rezekinya, maka dia berkata, “Tuhan-ku menghinakanku.

Lalu Allah membantah dengan ayat 17, 18 dan 19 yang mengatakan ; Sekali-kali tidak, sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang batil).

Memang sudah janji Allah, ketika kita berbuat satu kebaikan kepada orang lain, Allah akan menggantinya sepuluh kali lipat.

Sungguh mudah sekali bagai Allah merubah hidup seseorang dari miskin menjadi kaya. Dari susah menjadi serba berkecukupan. Jangankan itu, kecil sekali mengganti siang menjadi malam atau malam menjadi siang.

Jangan pelit, jangan kikir. Selalu berbuat baik, dan selalu berpikir yang positif menjalanih kehidupan ini. Berpikirlah tentang Allah yang baik-baik, termasuk kita berpikir akan masa depan kita hari ini, hari esok atau harus seterusnya akan baik juga. Insyaalah, kehidupan akan terasa lebih indah.

Indah pada waktunya..................................trims!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun