[caption id="attachment_98674" align="alignleft" width="338" caption="Semoga bukan mimpi buruk//GettyImages"][/caption]
*
Malam kian larut, hawa malam terasa semakin dingin sama sekali tidak dirasakan tiga orang yang tengah serius berdiskusi di ruang tamu di rumah Tri. Kopi panas masih mengepulkan asapnya yang menebar aroma khas. Ubi rebus yang tadi sempat disuguhkan Tri satu-persatu mulai berkurang dari wadah keramik berwarna putih itu.
Diskusi masih alot, kedua pihak masih saling berusaha mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Meskipun begitu tidak ada pihak yang terlihat tersinggung karena keduanya sama-sama mampu untuk saling menghargai.
Sementara itu, di ruanga keluarga Tri berkali-kali menepis rasa kantuk yang mulai menyerang. Penasaran yang begitu kuat untuk mengetahui hasil pembicaraan itu mencegahnya untuk tidak dulu memejamkan mata.
Mendengar penjelasan Papa yang panjang lebar, Tri nelangsa. Hatinya diliputi kebimbangan luar biasa berbaur antara perasan cinta yang begitu besar dan takut dosa bila ini adalah keputusan salah. Tri menitikkan air matanya.
Dalam diam yang mencekam hatinya ia berdoa kepada Tuhan.”Tuhan, bukakanlah pintu petunjukMu bagiku. Tunjukkanlah aku ada kebenaran sejati. Engkaulah si pemilik Kebenaran itu. ”
Komat kamit bibir Tri bertutur pelan. Tri memejamkan matanya yang mulai perih menahan kantuk. Suara Tri berbicara di ruang sebelah membuat hatinya bergetar hebat.
“Li, begitu kuatnya cintamu terhadapku. Jika akhirnya takdir tidak mempertemukan kita dalam ikatan jodoh ini aku bertanya padamu. Apakah kau sanggup menapaki hari tanpa aku di sisimu? Jujur Li, jika itu benar terjadi aku tak sanggup. Sama sekali aku tidak mampu berdiri dengan kokoh tanpa cinta darimu yang menyangga tubuhku, ” Tri berbisik dalam hatinya.
“ Li, aku tidak ingin hatiku retak, dan goresannya melukai seluruh jiwaku. Jika kau tak ada maka hatiku akan remuk berkeping-keping. Mungkin kau masih akan kuat Li, karena ku yakin kau pria yang tegar. Di sekelilingmu masih ada wanita-wanita cantik dan pintar yang menanti cintamu. Kau bisa memilih salah satu dari mereka. Mungkin si imut Ita, atau si feminine Tyas atau si cantik Zaza. Atau si manis Fera atau si indo Claire itu. Siapapun Li kau bisa memilikinya! Ahh..mengingat wanita-wanit itu aku?cemburu, Li. Hatiku sungguh tak rela jika kau harus pergi dengan salah satu diantaranya.
Aku ingin tetap menjadi milikmu, Li, selamanya dalam hidupku. ” ***