Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perlukah "Memaksa" Anak Berpuasa?

28 Mei 2017   08:20 Diperbarui: 28 Mei 2017   08:51 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="@Fahim"][/caption] Marhaban ya Ramadhan...selamat menunaikan ibadah puasa bagi kompasianer yang merayakan, mohon maaf lahi bathin. Lama tak mampir ke sini, bongkahan rindu bergetar juga ingin di serakkan di media ini. Meski tidak tahu,apakah masih ada yang ingat,dulu pernah menghabiskan sepanjang waktu bercengkerama di sini. Ahhh tak penting, walau kita telah saling tak menyapa, memori tetap hidup..karena kata mengikat banyak hati yang terus tersambung biarpun musim berganti.#aduuh pagi dah romantis 😅 Pagi ini ingin berbagi soal melatih anak untuk berpuasa.Judulnya ekstrim banget dengan penggunaan kata "memaksa". sengaja memang, karena sebagai orang tua seringkali kita  terlalu egois pada diri sendiri, meletakkan standar kita pada anak.Ini tentu tak mungkin.Tapi jujur mengakui bahkan tanpa sadar kita pernah melakukannya. #semoga anda tidak.😊 Termasuk dalam hal ibadah puasa.Orang tua menginginkan anak-anak terlatih berpuasa saat besarnya nanti,sejak dini kita sudah membiasakan ibadah ini untuk anak-anak.Walaupun kita tahu bahwa puasa itu wajib bagi muslim,berakal dan sudah baligh. Namun kita in sya Allah akan mendapatkan keberkahan dengan mengajarkan kebaikan kepada anak-anak. #begitu kata guru agama saya 😊 Pengalaman saya kemaren menjadi inspirasi buat saya menulis ini.Putra saya yang berusia 7,5 tahun sedang belajar puasa. Dari pagi hingga sore berkali-kali bilang haus, kalau lapar mungkin dia bisa menahannya,rasa haus itu menjadi tantangan yang luar biasa Sampai acara menangis beberapa kali karena ga tahan haus.Saya berusaha memotivasinya agar mau terus bertahan. Pada pukul 16.00 wib dia benar-benar lemas, air matanya terus mengalir.Sebagai ibu rasanya terenyuh melihat kondisinya. Saya memeluknya dan terus bercerita,sembari membulatkan tekad saya "ini hari pertama saya tak boleh beri kelonggaran" ahhh rasanya saya terlalu egois dengan kata-kata itu.  Seolah jika dia melepaskan puasanya,saya gagal menjadi ibu? "wow!" apa memang segitunya ya? Saya terus berdialog dengan diri sendiri.  Tiba-tiba putra saya muntah, saat itu saya kemudian tersadar "kenapa saya mesti memaksa?" akhirnya memberinya minum untuk melepaskan puasanya. Saya tidak tahu apa anda juga pernah dilema seperti ini? Untuk membuktikan kita adalah orang tua yang hebat,abai pada keterbatasan fisik si kecil yang sebetulnya tak sanggup menjalani puasanya sampai maghrib. Adalah baik melatih anak-anak untuk beribadah. Bahkan saat usianya 7 tahun nabi membolehkan untuk memukulnya dengan lidi agar mau mengerjakan sholat.Tapi berpuasa tentu tidak semudah itu,karena orang tua harus mampu melihat batas kekuatan fisiknya, puasa yang seharusnya menyehatkan jangan sebaliknya malah membuatnya sakit. Menurut anda? Hari ini kembali putra saya berpuasa,tapi saya sudah berjanji pada diri sendiri.Akan mendukungnya sampai batas kemampuannya bertahan. Semoga hari ini bisa bertahan penuh.In sya Allah aamiinn.. Selamat pagi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun