Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Orang Miskin Bisa Dibodohi Soal Biaya Rumah Sakit

1 Agustus 2012   02:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22 3149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1343789155581506608

[caption id="attachment_190849" align="aligncenter" width="603" caption="infoprusyariah.com"][/caption]

Seorang gadis kecil berusia 8 tahun terbaring lemah di ranjang rumah sakit di Padang tadi malam. Gadis itu bernama Laras, dia memaksakan tersenyum saat saya dan suami masuk ke ruangan dimana ia di rawat. “wahh anak bunda sudah segar” ucap saya sambil mengusap rambutnya.

Gadis kecil itu adalah anak tetangga saya di kampung. Siang kemarin dia baru saja selesai dioperasi. Laras mengalami pembengkakan pada gusi atas. Sebelumnya saya pernah melihatnya, diantara giginya seperti daging tumbuh, hingga menyebabkan bibirnya monyong.

Awalnya saya pikir sariawan. Ternyata makin lama bengkaknya bertambah. Hingga sering berdarah dan menyebabkan gadis kecil itu demam. Ibunya membawa ke puskesmas, dan tidak ada perubahan. Lalu beliau memeriksakan ke dokter. Saat itu dokterpun belum tahu pasti apa sakitnya. Laras hanya diberi obat saja.

Hampir 3 bulan dalam kondisi itu, Laras makin sering mengalami pendarahan di mulut. Dan ibunyapun kembali memeriksakan kondisinya ke dokter. Kali ini sang ibu membawa Laras langsung ke rumah sakit. Ia memilih rumah sakit umum di salah satu kota. Dan dokter menyatakan bengkak pada gusi Laras adalah tumor.

Sebagai orang kampung yang awam, jelas saja kata TUMOR itu sangat mengerikan bagi sang ibu. Dan dokter bilang, dalam waktu 15 hari harus diangkat dengan cara operasi. Si ibu semakin takut mendengarnya, dengan menguatkan diri dia bertanya, berapa kira-kira biayanya. Dokter mengatakan 15 juta. Nyaris pingsan ibu Laras mendengarnya, dia histeris dan menangis di RS, membayangkan uang sebanyak itu mau dicari kemana. Sementara untuk biaya hidup hari-hari saja mereka susah.

Sepulang dari RS, sepanjang hari ibu Laras hanya bisa menangis di rumahnya. Bingung kemana mendapatkan uang rp.15 juta. Para tetanggapun akhirnya ada yang mau membantu, namun belum juga mencukupi. Hingga hampir seminggu pasca vonis tumor dari dokter si ibu belum mendapatkan uang. Saya bisa bayangkan sedihnya dia, meskipun sebagai orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Uang 15 juta itu sangat banyak baginya.

Dua hari yang lalu akhirnya terjadi lagi pendarahan, atas desakan tetangga akhirnya Laras di bawa lagi ke rumah sakit. Kali ini ke RSUD lain, bukan RS yang sama saat pemeriksaan pertama. Kebetulan saat itu kakak saya yang mengantar ke RS. Dia langsung di bawa ke IGD. Dokter melakukan tes darah di lab, dan hasilnya dokterpun menyatakan bengkak itu harus dibuang.

Dengan perasaan cemas si ibu menanyakan berapa biayanya. Dalam hati ia berdoa jumlahnya tidak sebanyak yang disebutkan dokter dari RS yang sebelumnya. Ternyata Tuhan maha mendengar. Dokter mengatakan untuk biaya operasi saja kira-kira Rp.2 juta. “alhamdulillah” ibu Laras bisa menarik nafas lega. Dan kemarin akhirnya operasi itu dilangsungkan, dengan sukses.

Ada kelegaan luar biasa dari sang ibu saat semalam bercerita kepada saya. Saat saya Tanya “benarkah tumor? “Si ibu menjawab, kata dokter tidak tapi dia juga tidak tahu apa nama penyakitnya. Karena barangkali dokter menyebutnya dengan bahasa kedokteran yang dia tidak mengerti.

Dia juga mengeluhkan teganya dokter yang di RS dulu itu membohonginya? Saya hanya berpikir, bagaimana bisa seorang dokter mau mengambil keuntungan yang tak sewajarnya dari seorang calon pasien tak mampu. Tak bisa dibayangkan kalau si ibu tak mendapatkan uang 15 jt anaknya tak bisa ditangani. Saya berpikir, mengapa bagi si miskin biaya pengobatan itu sangat mahal.?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun