Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Perlu Stress Saat Berkemas untuk Mudik

26 Agustus 2011   03:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:27 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

google.image

Hanya tinggal beberapa hari lagi lebaran akan menjelang. Buat anda yang bekerja hari ini mungkin masih di kantor. Sementara waktu anda untuk mudik semakin mepet. Persiapan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya barangkali belum beres semuanya.

Sepertinya budaya mudik memang sudah menjadi agenda rutin yang tidak dapat kita hindarkan. Termasuk juga bagi saya. Setiap tahun sejak menikah saya harus mudik ke rumah mertua, karena memang pas lebaran inilah suami saya bisa bertemu ibu dan keluarganya. Untungnya suami saya bekerja di kota kelahiran saya, jadi saya tidak terlalu berat meninggalkan orangtua saya saat lebaran. Karena setiap saat kapanpun saya bisa pulang menemui ibu dan keluarga saya.

Jarak yang kami tempuh untuk mudik lumayan jauh. Dengan 8 jam perjalanan darat. Membayangkan perjalanan selama itu di mobil kadang saya sudah letih. Tetapi saya selalu menikmatinya, karena kami akan menempuh daerah-daerah dengan pemandangan yang sangat indah. Seperti kebun teh dengan udara sejuk yang memanjakan mata.

Ada hal yang paling merepotkan saat harus mudik ini. Yaitu berkemas, mempersiapkan segala sesuatunya untuk dibawa mudik ternyata bukan pekerjaan mudah. Mulai dari kue, lebaran atau buah tangan lainnya. Sampai berkemas pakain untuk di bawa selama berada di tempat tujuan.

Bagi perempuan pekerjaan berkemas ini cukup melelahkan, karena harus membawa banyak sekali pakaian. Biasanya saat berkemas perempuan bisa menghabiskan 4 jam atau lebih untuk mengemasi barang-barang (kompas.com). Apalagi jika jumlah keluarga yang akan di bawa mudik banyak, bisa dibayangkan mengemasi pakaian masing-masing anggota keluarga pastilah cukup repot.

Banyak wanita yang mengaku membenci pekerjaan berkemas, karena bisa membuat wanita stress. Bagi mereka mungkin lebih baik mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, atau melakukan tugas kantor daripada harus berkemas.

Tetapi anda tidak perlu stress saat berkemas. Jika anda tahu cara yang tepat melakukannya. Kebiasaan saya untuk menghindari stress saat berkemas adalah dengan selalu melakukan persiapan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Berkemas tidak bisa dilakukan terburu-buru. Karena kita bisa membawa barang-barang yang salah atau membawa barang yang tidak perlu.

Selain itu saya akan mencatat barang-barang apa saja yang akan saya bawa untuk mudik. Semua saya urutkan mulai dari hal yang paling penting. Sampai hal-hal kecil seperti mainan anak apa saja yang perlu di bawa jka memang itu harus. Dengan membuat prioritas apa barang yang wajib untuk di bawa dan apa yang tidak kita bisa terbantu untuk melakukan pekerjaan berkemas secara berurutan.

Berkemaslah dengan cara mengangsur atau mencicilnya sesuai daftar. Saya tidak berkemas dalam waktu sekaligus, hingga kalau rasanya capek saya bisa berhenti dulu dan besok bisa disambung lagi. Hingga kita jadi tidak terburu-buru untuk melakukannya, dengan begini kemungkinan ketinggalan barang yang perlu juga lebih kecil.

Sebaiknya juga tidak perlu membawa barang terlalu banyak, ini tentu demi keselamatan kita dalam perjalanan. Selain memberatkan juga harus disesuaikan dengan kapasitas muatan kendaraan yang akan kita tumpangi.

Setelah semuanya lengkap, jangan lupa cek ulang daftar bawaan anda. Sudah lengkap dan efisien ataukah belum. Setelah semuanya beres anda siap melakukan perjalanan mudik anda dengan menyenangkan

Semoga mudik lebaran kali ini, kita bisa menikmati perjalanan dan selamat sampai tujuan. Selamat lebaran Mohon Maaf Lahr dan Bathin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun