Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

{Memori Daun Pisang} Dangdut Jadul yang Masih Segar Untuk Dinikmati

17 Juli 2011   15:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:36 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asyik berada di Google + kita bisa berbagi seuatu yang kita senangi hanya dengan orang yang juga sama menyukai sesuatu itu. meskipun hanya baru berteman dengan beberapa kompasianer di G+, karena belum terlalu banyak teman yang kuundang ke sana. Aku sangat menikmatinya seperti malam ini, tanpa sengaja sejak siang tadi hujan mengguyur kotaku dengan cukup deras. Iseng kutulis status di G+ “yang hujan turun lagi” ternyata Mas Hamzet hafal lagunya, tak ada satu lirikpun yang tertinggal ahahaha.

Sekarang aku tahu selera mas Hamzet hahha. Terus saat mas Agung Hariyadi datang ikut mengomentari statusku, ia menuliskan sebuah judul lagu “Memori Daun Pisang” aku ingat lagu itu tapi lupa liriknya. Kemudian kami berusaha mengingat apa lirik dan menebak-nebak siapa penyanyinya. Ternyata lagi-lagi mas Hamzet tahu persis siapa penyanyinya. Mas Hamzet mempersembahkan lagu itu untuk kami. Dan akupun menikmatinya.

Kekuatan sebuah lagu/musik meskipun telah berlalu betahun-tahun lamanya akan tetap menghidupkan memori kita pada saat lagu itu menjadi populer. Saat lagu itu keluar dulu aku masih duduk di bangku SD dan nontonnyapun masih dari tv hitam putih.

Aku tertawa menikmati lagu itu bukan ada yang lucu, tapi aku ingat masa-masa dimana dulu aku setiap hari minggu berkumpul di rumah tetangga untuk menunggu acara musik d TVRI. Saat lagu “Memori Daun Pisang” menjadi hits, akupun tidak ketinggalan. Ikut menghafalkaanya, menyanyikannya di mana-mana sampai ke kamar mandi hahhaah.

Itulah yang membuatku ngakak guling-guling wkkkkkkkk. Semua memori saat aku buru-buru keluar dari rumah untuk nonton lagu-lagu Indonesia yang lagi hits kembali hadir di memoriku. Sebenarnya aku bisa nonton di rumah, tapi buat teman-teman di kampungku nonton bareng di rumah tetangga lebih asyik, hahahaha.

Zaman berubah, selera juga berganti. Musik berkembang, berbagai jenis aliran musik kini hadir ke tengah-tengah kita. Namun sayangnya kebanyakan hanya keluar dengan syair yang asal. Terutama terjadi pada lagu dangdut.

Lagu Memori Daun Pisang termasuk aliran dangdut. Dan lagunya memiliki lirik yang sangat indah. Dengan imajinasi kata yang kaya. Salah satu syairnya berbunyi

“Siapa tahu suatu saat nanti daun pisang menjadi payung sutera”

Sebuah lirik yang di dalamnya penuh makna. Ada sebuah keoptimisan, harapan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa depan.

Jika dibandingkan hari ini musik dangdut sudah tidak lagi menjadi musik yang berkelas. selain liriknya yang asal, vulgar juga tampilan penyanyinya yang mengumbar aurat serta goyangannya lebih ditonjolkan daripada suaranya. Musik dangdut yang merupakan ciri khas Indonesia menjadi ternoda. Kita tidak lagi bisa  meninikmati . Mata dan pendengaran kita tidak lagi nyaman menyaksikan seperti menikmati lagu-lagu dangdut zaman dulu.

Selamat malam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun